Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Hampir seluruh bidang ekonomi terpukul oleh wabah pandemik corona (Covid-19), termasuk di sektor pertanian. Selain pemerintah, masyarakat sudah seharusnya menyadari akan pontensi krisis pangan.
Dosen Food Technology Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), Rayyane Mazaya Syifa Insani menyebut bahwa imbauan organisasi dunia di bidang pangan harus disikapi secara bijak.
Organisasi yang dimaksud seperti Food and Agriculture Organization (FAO), International Food Policy Research Institute (IFPRI) dan United Nation (UN), menyatakan bahwa pandemi Covid-19 dapat memunculkan krisis pangan baru yang mempengaruhi ketahanan pangan suatu negara, terutama negara miskin dan berkembang.
Baca juga : DPRD Kalbar Apresiasi Kinerja PLN Jaga Keandalan Pasokan Listrik
“Pandemi ini menyebabkan gangguan sistem logistik global yang berdampak pada persoalan akses pangan. Di Indonesia sendiri, dan juga negara lain yang memiliki tingkat ekonomi serupa atau di bawah Indonesia," ungkapnya dalam keterangan pers, Selasa (28/7).
Menurutnya pandemi ini harus membuat semua pihak waspada dan bertindak cermat terutama dalam urusan pangan. Dia bilang, masalah akses pangan yang timbul umumnya dipengaruhi penghasilan masyarakat yang tidak memadai.
Bahkan sekedar untuk membeli pangan pokok sudah mulai ada yang merasa berat. Banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19, menyumbang andil pada menurunnya ketahanan pangan.
Baca juga : Penasehat Keamanan Nasional AS Kena Corona
Menurutnya kondisi dimana masyarakat sudah harus bergantung pada bantuan pangan dari pemerintah sebetulnya sudah kondisi gawat. Hal ini sudah seharusnya bisa ditangani jangan sampai makin banyak jumlahnya.
Lalu apa cara sederhana yang bisa dilakukan masyarakat agar dapat turut andil dalam menjaga ketahanan pangan? Rayyane menyatakan masyarakat dapat menjaga keseimbangan permintaan dan suplai bahan pangan dengan tidak melakukan panic buying.
"Terutama untuk bahan-bahan pangan dengan umur simpan yang pendek (perishable)," katanya.
Baca juga : DPR: Jangan Serang Pemerintah Bicaralah Sesuai Keahlian Anda!
Mengingat umur simpan yang pendek, menimbun bahan-bahan pangan tersebut terlalu lama justru akan membawa dampak lain bagi lingkungan, yaitu meningkatnya limbah dari makanan yang tidak dapat dikonsumsi karena sudah lewat umur simpannya.
“Sinergi di antara masyarakat pun menjadi sangat krusial dalam masa pandemi ini. Banyaknya kegiatan-kegiatan sosial yang diinisiasi oleh masyarakat untuk memberikan bantuan bahan pangan untuk masyarakat lain yang membutuhkan dapat sangat membantu terjaganya keseimbangan sistem permintaan dan suplai ketahanan pangan,” tambahnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya