Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Polda Jabar Selidiki 13 Kasus Penyelewengan Dana Bansos Covid-19

Rabu, 29 Juli 2020 11:42 WIB
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga (Dok Humas Polda Jabar)
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga (Dok Humas Polda Jabar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat tengah menyelidiki 13 kasus dugaan penyelewengan atau penggelapan dana bantuan sosial (bansos) untuk pemulihan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Kabidhumas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, dari 13 kasus itu, tujuh di antaranya ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat. Sedangkan sisanya, kata dia, ditangani oleh jajaran Polres setempat.

Baca juga : Edukasi Terus Pedagang Tentang Bahaya Corona

"Yang tujuh perkara yang ditangani Ditreskrimsus itu penyelewengan dana bansos laporannya. Tapi semuanya statusnya masih dalam penyelidikan," katanya, di Polda Jawa Barat, Kota Bandung.

Erlangga menjelaskan, tujuh kasus yang ditangani Ditreskrimsus itu berasal dari Sukabumi, Majalengka, Subang, Garut, Bogor Indramayu, dan Cianjur. Sedangkan enam kasus yang ditangani jajaran Polres itu berada di Karawang, Tasik, dan Indramayu. Di Kabupaten Indramayu, menurutnya ada empat kasus penyelewengan dana bansos.

Baca juga : Sowan Ke PKS, AHY Bahas Pilkada Dan Covid-19

"Yang ditangan Polres Indramayu ada empat, pemotongan BLT (bantuan langsung tunai -red), pungli (pungutan liar -red) BLT, dan pungli bansos," jelasnya.

Menurut Erlangga, rata-rata modus yang terjadi dalam penyelewengan bansos itu adalah pemotongan atau penggelapan dana bansos. Misalnya, dari dana Rp 600 ribu yang menjadi hak masyarakat, dipotong oleh pihak-pihak tertentu. “Ini masih dalam penyelidikan. Kita belum bisa menyebutkan motifnya," pungkasnya. (RUS)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.