Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

317 Orang Sudah Terpapar

Edukasi Terus Pedagang Tentang Bahaya Corona

Senin, 27 Juli 2020 07:24 WIB
317 Orang Sudah Terpapar Edukasi Terus Pedagang Tentang Bahaya Corona

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 317 pedagang di 46 pasar tradisional Jakarta positif virus corona atau Covid-19. Sebanyak 45 pasar telah ditutup selama tiga hari.

“PD Pasar Jaya kurang aktif dalam menjalankan edukasi terhadap bahaya Covid-19. Ini membuat penularan di pasar terus bertambah,’’ ujar Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) DKI Jakarta, Miftahudin, di Jakarta.

Dia menjabarkan, di Pasar Cempaka Putih dari 98 pedagang yang swab test, 70 dinyatakan positif. Pasar-pasar lain pun ditegaskan sedang menjalani proses rapid test dan swab di DKI Jakarta.

“155 pasar di DKI Jakarta merupakan target pemberdayaan dan edukasi oleh DPW Ikappi Jakarta. Secara nasional, DKI Jakarta merupakan provinsi tertinggi dalam kurun waktu sebulan terakhir,” ungkap Miftahudin.

Konsolidasi organisasi dan pendampingan terhadap pedagang akan didorong untuk meredam penyebaran virus corona.

Pemberdayaan dan edukasi terhadap pedagang akan dilakukan bersama di seluruh pasar di Jakarta.

“Kami akan konsolidasi pada pekan ini. Kami akan membagikan tugas bagi masing-masing ketua unit pasar di seluruh pasar di DKI Jakarta,” paparnya.

Pihaknya juga akan menjalankan program pembagian 200 ribu masker yang akan dilakukan pada pertengahan akhir Juli ini.

Baca juga : 6,8 Persen Positif Corona Berasal dari Pedagang Pasar Tradisional

‘’Kita akan terus mendorong agar pedagang bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” ujarnya.

Miftahudin berharap, DKI Jakarta tidak masuk pada puncak provinsi tertinggi terjangkit virus corona, khususnya di pasar tradisional.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan penegakan protokol kesehatan di sekitar 150 pasar kelolaan.

Selain itu, pihaknya juga melanjutkan penyemprotan disinfektan secara rutin, dua minggu sekali, di pasar-pasar tradisional.

“Kami mengatur traffic konsumennya, serta menggunakan face shield yang sudah kita siapkan. Mudah-mudahan ini bagian dari practice action untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di pasar,” ujarnya.

Selain itu, Pasar Jaya juga terus melakukan swab test untuk mendeteksi virus corona penyebab Covid-19.

Perumda Pasar Jaya melakukan swab test bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Jika ditemukan ada pedagang yang positif, maka action yang pertama dilakukan adalah ditutup tiga hari untuk dilakukan penyemprotan dan sterilisasi.

“Kalau cuma satu hari ditutup, takut virusnya nggak mati, jadi kita sterilisasi tiga hari tutup, setelah itu beroperasi lagi,” tegasnya.

Baca juga : Aishwarya Rai Kena Corona

Perbanyak Swab Test

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengingatkan, Pemprov DKI agar konsisten menyosialisasikan protokol kesehatan pecegahan Covid-19 kepada pedagang pasar tradisional.

“Kalau kita tidak berani terus, kita takut, mereka sembarangan aja. Tidak akan cepat selesai pandemi,” katanya.

Politikus PDIP tersebut pun mengimbau Perumda Pasar Jaya agar menginformasikan kepada pedagang pasar bahwa Jakarta sedang memasuki fase menuju tatanan normal baru atau adaptasi kebiasaan baru.

Untuk itu, dia melanjutkan, para pedagang di pasar harus menaati protokol kesehatan sesuai standar World Health Organization (WHO), seperti memakai masker dan jaga jarak.

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta, Johny Simanjutak meminta Dinas Kesehatan DKI memperbanyak tes kesehatan seperti swab test kepada para pedagang pasar.

Menurutnya, kebanyakan pedagang pasar yang terjangkit virus tersebut berasal dari suspek. Mereka tidak mengetahui bahwa sudah terpapar Covid-19, namun tetap berjualan di pasar.

“Tes Covid-19 harus diperbanyak. Jangan sampai ini tak terpantau, kemudian jalan ke mana-mana, apalagi tanpa gejala, kan ngeri,” katanya.

Baca juga : 1.300 Tahanan Di Penjara San Quentin, AS Kena Corona

Dia menuding selama ini Pemprov DKI tidak fokus dalam lakukan pencegahan penularan Covid-19. Hanya berkutat pada proses pengobatan.

Johny mengungkapkan, kasus Covid-19 di Jakarta masih terus naik selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. “Di Jakarta masih episentrum (penularan Covid-19) dengan sekian ribu kasus.

Patut diduga ini seperti gunung (pedagang yang positif). Munculnya hanya yang di puncak,” tuding Johny.

Politikus PDIP itu meminta agar Pemprov DKI melibatkan aparat dan perangkat daerah setempat untuk mengontrol ketat aktivitas di pasar tradisional.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat harus dicek apakah sudah diberlakukan atau diabaikan.

“Dinkes harus bekerja sama dengan pihak terkait. Misal Satpol PP, pihak RT/RW setempat, kelurahan. Ego sektoral itu sudah harus dikurangi, bahkan ditinggalkan,” imbuhnya. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.