Dark/Light Mode

Kalau Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Deddy Sitorus: Ekonomi Kita Akan Sulit Pulih

Senin, 13 Juli 2020 20:43 WIB
Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus mengatakan, pemulihan ekonomi akan semakin sulit tercapai bila serangan pandemi terus meningkat. Ratusan triliun dana pemerintah yang digelontorkan untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berpotensi sia-sia jika angka penderita positif Covid-19 terus mengalami tren peningkatan.

Sebagaimana diketahui, pemerintah mengucurkan dana lebih dari Rp 600 triliun dalam rangka pemulihan ekonomi dan melawan pandemi. Saat ini, pemerintah terus memacu penyerapan anggaran Kementrian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, termasuk stimulus ekonomi bagi korporasi, UMKM dan BUMN. 

"Seluruh anggaran itu tidak akan banyak gunanya bila angka positif Covid terus meningkat dan memaksa pemerintah melakukan standar kesehatan yang ketat, termasuk perpanjangan atau penambahan wilayah yang memberlakukan PSBB," ujar legistalor dari Fraksi PDI Perjuangan melalui keterangannya, Senin (13/7).

Baca juga : Senayan Minta Importir Alkes Covid-19 Ditertibkan

Kalau jumlah penderita terus bertambah, kata Deddy, mungkin kita harus kembali ke rumah, menerapkan kembali WFH. Itu berarti, geliat ekonomi juga akan kembali melambat, PHK bertambah dan daya beli masyarakat juga akan semakin terpuruk. Akibatnya, program pemulihan itu akan sia-sia belaka karena sisi permintaan ekonomi akan sulit terangkat. Sisi supply pun tidak bisa bergerak. "Hal ini akan membawa ekonomi kita pada jurang ekonomi yang dalam," ujar Wakil Rakyat dari Daerah Pemilihan Kalimantan Utara tersebut.

Menurut Deddy, kenaikan tajam grafik penderita Covid-19 selama seminggu terakhir terjadi karena menurunnya tingkat kewaspadaan dan disiplin masyarakat terhadap standar kesehatan. Juga ada kejenuhan psikologis dan lemahnya upaya penanganan oleh aparatur pemerintah di lapangan.

"Saya melihat bahwa sudah saatnya seluruh upaya penanganan pandemi dilakukan secara integratif, kolaboratif dan sistemik. Seluruh komponen masyarakat harus dilibatkan, dari mulai RT, dari basis komunitas terkecil. Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah perluasan penyebaran berbasis komunitas itu lebih mudah dan murah, dibanding biaya ekonomi yang harus kita keluarkan jika terjadi resesi. Belum lagi biaya perawatan kesehatan dan kehilangan korban jiwa akibat virus," ungkapnya. 

Baca juga : Gaji Guru Honorer Masih Rp 200 Ribu

Deddy menyadari, masyarakat sudah sangat jenuh. Tidak heran jika kawasan Puncak dan tempat wisata lain, bahkan tempat olahraga pun padat dan penuh sesak. "Itu memang harus dicari jalan keluarnya. Tapi yang lebih mengerikan itu adalah kemampuan bertahan para tenaga medis dan kapasitas pelayanan kesehatan kita," ungkap Deddy.

Per hari ini, 13 Juli 2020, angka penderita sudah hampir mencapai 76.981 orang positif dan 3.656 orang meninggal dunia. "Itu kenaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan 1 Juli lalu yang berada diangka 57.770 kasus lebih. Ini sinyal yang buruk dari sisi kesehatan dan akan berdampak kepada pemulihan ekonomi," tegas Deddy.

Karena itu, Deddy berharap agar pemerintah segera mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melandaikan kurva penderita. Harus ada peta jalan strategi yang disepakati dan dieksekusi bersama dari mulai tingkat pusat hingga ke daerah. 

Baca juga : Bos Komisi IV: Rapat Bareng Kementan Bawaannya Ribut

Deddy mengapresiasi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang memilih berkantor di Surabaya. “Itu keputusan yang tepat, pemimpin langsung berada di medan tempur,” katanya. 

Deddy berharap, agar BUMN juga mempercepat langkah-langkah terkait penyediaan vaksin dan obat serta alat rapid dan swab test. "Kita berkejaran dengan waktu, kalau pandemi terus melaju maka ekonomi kita akan runtuh," tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.