Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Angka Kematian Tinggi, IDI Analisis Pola Penyebaran Covid di Klaster Tenaga Medis
Rabu, 2 September 2020 16:14 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan melakukan analisa pola penyebaran Covid-19 pada tenaga medis mengingat tingginya angka kematian dokter akibat virus tersebut.
"Ini penting bagaimana kami membuat sebuah langkah untuk melakukan perlindungan dan keselamatan kepada tenaga medis," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi di Jakarta, Rabu (2/9).
Baca juga : Lagi, Pemain Timnas Spanyol Kena Corona
Ia menambahkan dalam waktu dekat PB IDI akan melihat lebih jauh apa saja penyebab kematian 100 dokter di Tanah Air selain terpapar Covid-19. Hal itu bisa merujuk kepada potensi-potensi risiko di dalam pelayanan maupun komunitas termasuk apakah ada faktor komorbiditas.
Sebab, ujar dia, dari data yang meninggal ada juga tenaga medis yang tidak melakukan penanganan secara langsung. "Jadi ini yang akan kita analisa pola penyebaran yang terjadi," katanya.
Baca juga : Usut Kasus Kematian Adik Edo Kondologit, Polda Papua Barat Bentuk Tim Khusus
Secara umum, dari analisa awal yang telah dilakukan, kematian tenaga medis akibat Covid-19 tidak hanya semata-mata karena alat proteksi diri. Namun, kata dia, persoalan tersebut lebih terkait kepada standarisasi sistem pelayanan dan regulasi selama pandemi Covid-19.
Kemudian di dalamnya terdapat pula persoalan beban kerja yang harus dikerjakan oleh para dokter atau tenaga medis dalam melayani pasien Covid-19. "Ini juga menyangkut jam kerja dan jam istirahat yang dibutuhkan. Inilah yang harus dibuatkan sebuah regulasi yang bagus supaya bisa mengatur jam kerja," ujarnya.
Baca juga : Cari Pelaku Pencemaran Kepulauan Seribu Dong
Seharusnya, ujar Adib, di masa pandemi ini bukan menambah beban kerja tenaga medis namun lebih kepada mengatur beban kerja. "Ke depan IDI akan melakukan penghitungan kemampuan sumber daya manusia untuk mencarikan solusi terbaik," pungkas Adib. [SRI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya