Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Corona Tembus 200 Ribu

Menkes Masih Aman?

Rabu, 9 September 2020 06:04 WIB
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (Istimewa)
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jumlah pasien positif Virus Corona (Covid-19) tembus 200.035 orang, kemarin. Dengan kondisi seperti ini, apakah Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, masih aman di posisinya?

Enam bulan berlalu, belum terlihat tandatanda penyebaran corona bisa ditaklukkan. Malah yang terlihat, penyebarannya kian mengganas.

Dalam sepekan terakhir, angka penambahan kasus mencapai 3 ribuan pasien setiap hari. Merujuk data Kemenkes, kasus yang konfirmasi positif corona bertambah 3.046 orang, kemarin.

Dengan tambahan ini, total jumlah pasien Corona mencapai 200.035 orang. Dalam sehari, 100 orang meninggal. Kini, jumlah pasien yang meninggal mencapai 8.230 orang atau 4,1 persen.

Menurut data Worldmeters, Indonesia kini menempati posisi pertama jumlah kasus Corona di Asia Tenggara. Tingginya kasus Corona membuat Indonesia “dikucilkan” negara lain.

Sedikitnya, 59 negara yang melarang WNI masuk ke negaranya. Teranyar, negara yang melarang WNI masuk adalah Malaysia. Selain itu ada Hungaria, Uni Emirat Arab, Jepang, Brunei Darussalam, Australia, dan Afrika Selatan.

Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan level 3 bagi warganya yang berencana berkunjung ke Indonesia.

Baca juga : Tenang, RS Rujukan Masih Bisa Nampung

Artinya, AS menyarankan warganya agar tidak berkunjung dengan alasan resiko penularan Corona di Indonesia sangat tinggi.

Jubir Satgas Penanganan Covid19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir ditengarai lantaran masyarakat tak disiplin menggunakan masker.

Padahal, hasil penelitian mengatakan kasus Corona bisa turun drastis apabila 75 persen masyarakat mengenakan masker. “Jadi kami mohon saudara sekalian disiplin gunakan masker,” ujar Wiku dalam konferensi pers virtual, kemarin.

Wiku menyatakan, penggunaan masker merupakan upaya untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Untuk itu, disiplin memakai masker harus terus dilakukan sampai vaksin ditemukan.

“Jangan sampai droplet dari kita sendiri atau orang lain kena pihak lainnya,” ujarnya.

Wiku juga menyoroti penambahan kasus Corona di klaster perkantoran. Menurutnya, penggunaan masker di kantor harus diperketat lantaran ruangannya tertutup dan ber-AC.

Sehingga masker harus dipakai setiap saat, kecuali ketika makan. “Lepas masker hanya saat makan siang agar tak terjadi penularan. Tidak berdekatan sesama pegawai lainnya,” tutupnya.

Baca juga : Bappenas: Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Indonesia Masih Kurang

Kondisi yang kian mengkhawatirkan ini membuat publik kembali menyoroti kinerja Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Sejak awal pandemi, publik memang sudah menyoroti kinerja Terawan.

Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto itu dianggap tidak sigap menghadapi pandemi. Selain itu, omongannya kerap nyeleneh. Senin lalu, Presiden Jokowi sempat menyemprit terawan.

Dalam rapat kabinet itu, Jokowi meminta Terawan meningkatkan kapasitas pemeriksaan tes Covid-19. Jokowi melihat alat tes Corona belum merata di seluruh daerah.

Di jagat dunia maya, nada kekhawatiran terdengar jelas. Pendiri Kawal Covid-19, Ainun Nadjib meminta Jokowi segera bertindak. Soalnya, Indonesia kini dalam jalur menuju zona merah dunia.

Jika tak segera diatasi, Indonesia akan dikucilkan oleh negaranegara zona hijau. Dia bilang, saat ini belum terlambat bagi pemerintah untuk bertindak.

Caranya, segera ganti Menteri Kesehatan dengan orang yang kompeten. Lalu tingkatkan tes 10-30 kali lipat, tingkatkan tracing atau pelacakan dan isolasi.

“Kalau perlu kerahkan TNI dan Polisi,” ujarnya. Akun @FirdsAmri menyampaikan hal serupa. Kata dia, kalau Jokowi benar-benar ingin mengutamakan kesehatan dalam penanganan Corona segera ambil langkah tegas.

Baca juga : Perangi Corona, Rusia Siapin 40 Ribu Relawan Uji Klinis Sputnik V

Pertama ganti Menkes. Kedua, ganti tim task force dengan orang-orang yang kompeten di dunia kesehatan.

“Kalau dua hal itu tak dilakukan, berarti komitmen Bapak hanya sekadar di mulut,” ujarnya.

Cendekiawan muslim NU, Akhmad Sahal meminta Jokowi bergerak cepat dalam mengutamakan kesehatan. “Harusnya sejak awal seperti ini, Pak. Tapi jangan hanya wacana ya Pak. Harus ada bukti konkret. Misal: copot Terawan. Ganti dengan Menkes yang kompeten!,” cuitnya.

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menilai, tingginya kasus Corona lantaran pemerintah tidak seimbang dalam penanganan. Pemerintah cenderung mengutamakan ekonomi daripada kesehatan.

“Akibatnya terus menginjak gas, lupa menginjak rem,” kata Pandu dalam sebuah diskusi virtual.

Pandu menyebut, lonjakan kasus harian hingga 3 ribu per hari dipicu oleh sektor pariwisata yang dibuka kembali tanpa penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Sedianya, pemerintah bisa menyeimbangkan pemulihan sektor kesehatan dan ekonomi. “Kalau enggak, kita akan masuk ke dalam negara yang tidak aman,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.