Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo akhirnya angkat suara soal delapan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang ditangkap polisi. Mantan Panglima TNI itu tidak sedih dengan penangkapan tersebut. Sebab, kata dia, delapan aktivis KAMI itu adalah orang bahagia, orang yang sudah mengetahui risiko perjuangan menyuarakan kebenaran.
Hal itu disampaikan Gatot lewat keterangan pers yang dikirimkan ke media, kemarin. Delapan aktivis KAMI yang ditangkap adalah Anggota Komite Eksekutif Syahganda Nainggolan, Anggota Komite Eksekutif Jumhur Hidayat, deklarator Anton Permana, Ketua KAMI Sumatera Utara Khairi Amri, Kingkin Anida, Wahyu Rasari Putri, Juliana, dan Devi. Mereka menjadi tersangka terkait demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja yang berakhir rusuh. Mereka kini ditahan.
Gatot menyebut, ada yang keliru dalam penangkapan delapan aktivis KAMI itu. Hanya saja, ia tak ingin para simpatisan KAMI jadi cengeng dengan penangkapan itu. "Mereka semua pejuang! Bukan karbitan! KAMI adalah kumpulan orang-orang yang berjuang untuk rakyat, bangsa, dan negara serta keyakinan akan kebenaran perjuangan yang hakiki,” ucapnya.
Dia mengklaim, perjuangan KAMI adalah untuk mencari ridho Tuhan. “Bukan kebenaran manusia, tapi kebenaran ilahi atau politik langit dan menggapai ridho Allah,” lanjut Gatot.
Baca juga : Gatot Ke Mana Menggema Di Dunia Maya
Gatot menambahkan, seluruh kader KAMI sudah siap berjuang dengan segala risiko dan konsekuensi. Makanya, saat ada yang ditangkap, mereka tak perlu dikasihani.
“Kami sudah menghitung segala risiko, sampai risiko yang terberat. Kami sudah siap lahir batin. Maka, tidak perlu diributkan apalagi dikasihani,” ucapnya.
Gatot pun yakin, 8 aktivis KAMI yang ditangkap justru bahagia dengan penangkapan tersebut. “Silakan jenguk dan lihat, pasti disambut dengan senyum ceria. Jadi, itulah insan KAMI. Semakin ditekan semakin bangkit! Lanjutkan perjuangan saudaraku!” ucapnya, memberi semangat.
Namun, Gatot juga menyisipkan “serangan” ke polisi atas penangkapan aktivis KAMI itu. Dia menuding, Polri berupaya membangun opini tendensius. Dia menyebut, pers rilis penangkapan aktivis KAMI yang dipimpin Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono mengandung nuansa opini dan melakukan generalisasi dengan penisbatan kelembagaan yang bersifat tendensius.
Baca juga : Petinggi KAMI Diamankan Polisi Di Medan Dan Jakarta, Totalnya Ada 8
Gatot juga menganggap pengumuman penangkapan aktivis KAMI terlalu dini. Sebab, Polri telah mengumumkan kesimpulan pada saat pemeriksaan masih berlangsung. "Bersifat prematur yaitu mengungkapkan kesimpulan dari proses pemeriksaan yang masih berlangsung," ucapnya.
Selain itu, Gatot menyatakan, Polri telah melakukan kesalahan prosedur penanganan kasus karena mengumumkan identitas aktivis KAMI yang ditangkap. Dia menganggap Polri sudah menabrak prinsip praduga tak bersalah. "Membuka nama dan identitas seseorang yang ditangkap, menunjukkan bahwa Polri tidak menegakkan prinsip praduga tak bersalah (presumption of innocence), yang seyogyanya harus diindahkan oleh lembaga penegak hukum/Polri," kata dia.
Gatot juga menduga, ada yang meretas ponsel beberapa anggota KAMI sebelum Polri meringkus mereka terkait demo penolakan UU Cipta Kerja. Menurut Gatot, peretasan semacam itu kerap dilakukan terhadap aktivis yang kritis, termasuk tokoh KAMI. "Sebagai akibatnya, bukti percakapan yang ada sering bersifat artifisial dan absurd," kata dia.
Karena itu, ia meminta Polri membebaskan para tokoh KAMI dari tuduhan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dinilainya mengandung "pasal karet". Menurut dia, Polri harus bertindak adil dalam menegakkan undang-undang dan tidak menyasar satu pihak.
Baca juga : Pendiri KAMI Ditangkap Polisi
"Kalaupun UU ITE tersebut mau diterapkan, Polri harus berkeadilan yaitu tidak hanya membidik KAMI saja, sementara banyak pihak di media sosial yang mengumbar ujian kebencian yang berdimensi SARA tapi Polri berdiam diri," ucap Gatot. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya