Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hindari Bertambahnya Kasus Positif Corona

Daripada Waswas, Baiknya Liburan Panjang Dipangkas

Jumat, 27 November 2020 06:12 WIB
Ilustrasi grafis libur di tengah pandemi/Ist
Ilustrasi grafis libur di tengah pandemi/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Wacana pemerintah memangkas libur panjang akhir tahun mendapat dukungan dari berbagai pihak. Libur panjang dinilai hanya meningkatkan kasus Covid-19.

Anggota Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Ascobat Gani mengatakan, Indonesia harus belajar dari pengalaman. Kata dia, pengalaman di dalam negeri menunjukkan kasus positif Covid-19 gara-gara liburan bertambah.

Begitu pun di luar negeri juga mengalami peningkatan kasus karena libur panjang. “Begitu libur panjang, orang mengambil kesempatan berkumpul dan selalu terjadi kenaikan (kasus Covid-19),” katanya, Selasa (24/11).

Menurutnya, pemangkasan libur panjang bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi kasus Covid-19. Hanya saja, keberhasilan pemangkasan libur panjang sangat tergantung pada kedisiplinan masyarakat. “Masyarakatnya mau mematuhi atau tidak,” ujar Gani.

Dia juga mendorong aparat penegak hukum lebih tegas lagi mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono setuju libur panjang dipangkas. Menurutnya, libur yang panjang sangat berpotensi meningkatkan kasus baru penularan Covid-19.

Baca juga : Belajar Dari Pengalaman, Libur Panjang Picu Corona Melonjak

“Pak Jokowi akhirnya sadar bahwa pengalaman sejak mudik Lebaran hingga libur panjang itu selalu terjadi fenomena peningkatan kasus,” ujarnya.

Pandu menegaskan, pencegahan harus diutamakan agar tidak menimbulkan kegiatan masyarakat yang masif. Desember 2020, kata dia, bulan yang mencemaskan karena banyak sekali kegiatan yang berpotensi kerumunan dan memaparkan Virus Corona.

“Ada Pilkada Serentak, Natal dan Tahun Baru. Desember itu jadi bulan yang mencemaskan bagi saya. Jadi kita harus cegah,” katanya.

Direktur Program Institute Development of Economic and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengatakan, libur panjang tidak mendongkrak perekonomian nasional.

Dia bilang, pandemi Covid-19 telah menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan dan sebagian kehilangan pendapatan. “Kalaupun diberikan libur panjang, konsumsi tidak akan terdongkrak,” katanya.

Netizen setuju libur panjang dipangkas demi keselamatan warga. Menurut Mandala60998083, hari libur di akhir tahun 2020 terlampau panjang. Dia khawatir, libur yang terlalu panjang bisa memicu kenaikan kasus positif Covid-19.

Baca juga : Lurah Petamburan Positif Corona, Puskesmas Tanah Abang Lakukan Pelacakan

RobertAdhiKsp juga setuju dengan Presiden Jokowi yang mewacanakan pemangkasan libur panjang. Dia bilang, potensi jumlah orang terpapar Covid-19 melonjak sangat rasional.

“Kalau masyarakat disiplin sih nggak apaapa. Lhaaa pake masker pun nggak,” ujarnya.

GBatjo meyakini libur panjang mengakibatkan kasus Covid-19 meningkat. Dia setuju dilakukan pemangkasan libur panjang akhir tahun 2020.

Dia mengusulkan, liburan cukup 25 Desember 2020, disambung Sabtu-Minggu, 1 Januari 2021 disambung Sabtu Minggu.”Bagi saya kurangi hari libur menguntungkan,” katanya.

Margo_siswadi meminta libur panjang akhir tahun dibatalkan saja. Pengurangan libur akhir tahun tidak akan membuat masyarakat membatalkan agenda liburan. Tempat liburannya pun padat dan sulit menerapkan protokol kesehatan.

“Tetap saja orang berlibur. Berdasarkan pengalaman, libur panjang meningkatkan kasus positif Covid-19 klaster keluarga,” tuturnya.

Baca juga : Kasus Aktif Covid Turun. Eits, Jangan Senang Dulu

“Yang tidak setuju libur panjang dikurangi itu rasa-rasanya nggak ada empati sama sekali terhadap masalah pandemi,” ujar Vins_budi. Optimist236 menuturkan, 1 orang bisa menularkan 40 orang karena libur panjang yang menimbulkan kerumunan.

Tanpa protokol kesehatan, Covid-19 tidak akan selesai. “Semoga cuti bersama akhir tahun ditiadakan demi keselamatan rakyat,” doanya.

“Aku ikhlas kok kalo libur panjang akhir tahun dihilangkan. Iya, hapus ajalah! Daripada bikin deg-degan, bikin waswas kalo mau pergi,” kata Wwulann.

Sementara, AchiAqilaRaja meminta pemerintah tetap memberikan libur panjang pada akhir tahun. Yang perlu dibatasi itu, masyarakat tidak boleh keluar kota.

“Pak Presiden, aku tuh libur panjang nggak buat jalan-jalan kok. Lehe-lehe seminggu penuh sangat berarti buatku,” ungkap Risyark. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.