Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ibarat tim sepak bola, komposisi Kabinet Indonesia Maju (KIM) saat ini sudah nggak komplit. Dua menteri “Dikartu Merah” dan harus ke luar lapangan. Kondisi ini membuat kabinet berjalan pincang. bila tak cepat ubah strategi, tim Presiden Jokowi niscaya bisa babak belur.
Padahal, masalah yang dihadapi pemerintah saat ini sangat berat. Pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal ambruk dan akhirnya masuk jurang resesi. Tingkat pengangguran dan angka kemiskinan melonjak. Belum lagi, perang melawan Corona yang belum tahu kapan bakal berakhir.
Baca juga : Rapor Menteri Saat Pandemi Dan Resesi
Sementara, tim kabinet yang diandalkan bisa lebih gesit berlari, kini berjalan pincang. Personelnya tak komplit lagi. Hanya dalam waktu 10 hari KPK meniupkan peluit dan memberi kartu merah pada dua menteri. Pertama, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo. Politisi Gerindra itu terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/11) malam.
Besoknya, lembaga yang dipimlin Komjen Firli Bahuri itu menetapkan Edhy sebagai tersangka dengan dugaan suap ekspor benih lobster alias benur. Kedua, Menteri Sosial Juliari Batubara. KPK menerapkan Menteri asal PDIP ini sebagai tersangka Sabtu, (5/12) dini hari. Juliari diduga menerima suap dalam proyek bantuan sosial (bansos).
Baca juga : Jokowi Tenangkan Rakyat
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, berkurangnya 2 pemain membuat kinerja pemerintah tidak stabil. Meski Presiden sudah mengisi pos yang kosong itu dengan menunjuk menteri Ad-Interim.
Dua menteri Ad-Interim itu, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan yang diisi Luhut Binsar Pandjaitan. Kemudian digantikan Syahrul Yasin Limpo. Mensos juga dijabat sementara oleh Muhadjir Effendy. “Ya nggak akan efektif. Harus ada menteri definitif lah. Kalau menteri Ad-Interim, susah nanti kebijakan-kebijakannya. Itu kan sementara aja,” kata Hensat-sapaannya, ketika dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya