Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketum Kowani: Peringatan Hari Ibu Momentum Kebangkitan Bangsa

Sabtu, 12 Desember 2020 08:07 WIB
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo. (Foto: ist)
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember bukan sekedar mother’s day, tetapi upaya menghargai perjuangan perempuan.

“Bukan sekedar mother’s day, bukan seperti yang di luar negeri. Akan tetapi, merupakan upaya Bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan,” ujarnya dalam media talk “Hari Ibu Bukan Mother’s Day”, Jumat (11/12).

Dia menjelaskan, Hari Ibu di Indonesia merupakan momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan, serta gerak perjuangan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan untuk Indonesia maju. “Hal itu tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia,” terang dia.

Baca juga : Asosiasi Petani Tebu Ajak Pemerintah Kembangin Bio Energi

Giwo menambahkan peringatan Hari Ibu di Indonesia berasal dari Kongres Perempoean Indonesia pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 22 hingga 25 Desember 1928. 

Saat itu, banyak rintangan perempuan Indonesia untuk melakukan kongres karena dilarang oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sebagai bentuk protes, perempuan Indonesia tidur di bantalan rel kereta dan mengakibatkan kereta tidak bisa beroperasi, dan akhirnya diizinkan untuk mengikuti kongres.

Pada Kongres Perempoean Indonesia III di Bandung pada 1938, tanggal 22 Desember diangkat menjadi Hari Ibu. Keputusan itu kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden RI Nomor 316 tertanggal 16 Desember 1959 menjadi hari nasional yang bukan hari libur.

Baca juga : Tahun 2026, Pertamina Targetkan 10 GW Pembangkit Energi Bersih

Saat ini, implementasi Hari Ibu yakni dengan bergabungnya 97 organisasi perempuan dengan 87 juta anggota di Kowani memperjuangkan harkat dan martabat perempuan Indonesia.

Pada September 2018, Kowani melakukan deklarasi Ibu Bangsa memperingati 90 tahun Kowani yang dihadiri 1.000 pimpinan organisasi perempuan dalam dan luar negeri di Yogyakarta.

“Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan mother’s day karena merupakan tonggak perjuangan pada upaya kemerdekaan,” ujarnya.

Baca juga : Bamsoet Minta Pemerintah Penuhi Kebutuhan Minimum Vaksin Corona

Oleh karena itu, pada peringatan Hari Ibu 2020 merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas hidup dalam pemenuhan hak perempuan dan anak untuk kemajuan perempuan Indonesia di dalam masa pandemi Covid-19, yang mana banyak perempuan terpuruk atau menjadi korban bahwa memikul beban ganda. 

Dia mengajak, seluruh perempuan Indonesia dari berbagai organisasi untuk berkolaborasi mengisi kemerdekaan sebagai "Ibu Bangsa" yang melahirkan generasi kreatif, inovatif, dan berdaya saing.

Sementara itu, Titi Eko Rahayu selaku Wakil Ketua Umum Panitia Nasional PHI ke-92 menjelaskan, PHI ke-92 banyak diadakan secara daring. “Kalau untuk offline atau tatap muka itu sangat terbatas dan minimalis dengan memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentunya tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara” kata Titi. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.