Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Juliari Tak Ember Di KPK

Banteng Tak Akan Nanduk Banteng

Senin, 1 Februari 2021 06:15 WIB
Tersangka mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (29/1). (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/aww)
Tersangka mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (29/1). (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/aww)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai melebarkan kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang menyeret mantan Menteri Sosial, Juliari Batubara. Sejumlah kader PDIP di Senayan, selaku rekan partainya Juliari, mulai dibidik KPK. Sayangnya, Juliari hingga kini tak mau “ember”. Apa karena banteng tak mungkin nanduk banteng?

Sejak jadi tersangka dan mendekam di Rutan KPK, Juliari memang jarang diperiksa. Mantan Wakil Bendahara Umum PDIP ini tercatat baru dua kali diperiksa. Pemeriksaan perdananya, pada 23 Desember 2020. Kemudian, dia baru diperiksa lagi pada Jumat (29/1) kemarin.

Dia digarap bersama dua tersangka lain, yakni Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kemensos Adi Wahyono, serta Harry Van Sidabukke selaku pihak swasta.

Baca juga : Batasi Pergerakan Orang Kudu Konsisten

Ketiga tersangka tersebut masing-masing dicecar terkait proses awal perencanaan pengadaan bansos Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek.

Usai digarap 5 jam oleh penyidik KPK, Juliari yang keluarga membawa map cokelat dengan tangan terborgol memilih bungkam pada wartawan. Berbagai pertanyaan yang diajukan, tidak ada yang dijawab.

Ternyata, sikap bungkam Juliari dilakukan juga pada penyidik KPK. Tapi juga, pada penyidik. Padahal pemeriksaan terhadap Juliari itu untuk mengetahui seluk beluk pengadaan Bansos di Jabodetabek.

Baca juga : Jokowi: Wakaf Bisa Bantu Tekan Kemiskinan Dan Ketimpangan Sosial

“Tim penyidik masih terus mendalami melalui pengetahuan para tersangka tersebut terkait tahapan awal perencanaan pengadaan bansos untuk wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tahun 2020 di Kemensos,” kata Plt Jubir KPK bidang penindakan, Ali Fikri dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/1).

Deputi Penindakan KPK, Karyoto membenarkan, sampai sekarang Juliari masih memilih bungkam. Namun, kata dia, KPK tidak akan berhenti untuk mengembangkan kasus, meskipun tersangka utamanya memilih bungkam.

“Sekarang, kalau ada seorang yang mempunyai informasi dia tidak mampu membuka sama sekali, kan kita cari. Biarin saja mereka nggak mau ngaku, tapi kita cari pendukung yang ke arah sana, gitu loh,” tegasnya.

Baca juga : Wearing Klamby Bantu Korban Bencana di Sulawesi

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman menduga sikap bungkam Juliari karena tengah menutupi sesuatu. “Pasti ada yang ditutupi,” ujar Boyamin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.