Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden AS Donald Trump dipastikan tidak akan menghadiri pelantikan penggantinya, Presiden Terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden, pada 20 Januari mendatang.
Niatan itu dicuitkan Trump via akun Twitternya @realDonaldTrump, Jumat (8/1).
Baca juga : KPU Tasikmalaya Bakal Dipolisikan
"Untuk semua orang yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan tanggal 20 nanti," kata Trump dalam cuitan yang mendulang 121 ribu komentar, hanya dalam tempo 45 menit.
Pernyataan ini disampaikan Trump di tengah meningkatnya tekanan agar dia segera mengundurkan diri atau dicopot dari jabatannya, setelah Partai Demokrat dan sebagian anggota Partai Republik meyakini Trump sebagai pihak yang patut disalahkan atas insiden di Gedung Capitol pada Rabu (6/1), yang merenggut 5 nyawa.
Baca juga : Airlangga: Vaksinasi Jalan, Disiplin Prokes Jangan Kendor
Kamis (7/1), Trump menjanjikan "transisi kekuasaan yang tertib" via video yang dirilisnya via Twitter. Pernyataan tersebut kontras dengan retorikanya pada Rabu (6/1), yang menyerukan ribuan pendukungnya berbaris ke Capitol untuk "berperang."
Namun, janji transisi damai itu tampaknya tak akan mampu menghentikan desakan pencopotan dirinya.
Baca juga : Malam Tahun Baru, Jakarta Bakal Diguyur Hujan Ringan
Trump akan menjadi presiden pertama yang tak menghadiri pelantikan penggantinya, sejak Andrew Johnson pada tahun 1869.
Andrew Johnson (1808-1875) juga tercatat sebagai Presiden AS yang pertama kali dilengserkan dari jabatannya. Andrew Johnson yang kemudian diganti oleh Ulysses S. Grant (1869-1877), dipaksa menanggalkan kekuasaannya pada 24 Februari 1868, setelah dewan perwakilan AS menyetujui 11 undang-undang pemakzulan terhadap presiden AS ke-17 ini. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya