Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BMKG: Daerah-Daerah Ini Masuk Siaga Banjir Atau Bandang

Senin, 8 Februari 2021 11:23 WIB
Banjir bandang di Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. [Foto ilustrasi: BNPB]
Banjir bandang di Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. [Foto ilustrasi: BNPB]

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan daerah seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah masuk kategori siaga, dengan potensi hujan lebat. Kondisi ini dapat berdampak pada terjadinya banjir atau bandang dalam periode 8-9 Februari.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta pada Senin (8/2) mengatakan, selain fenomena La Nina, terdapat pula faktor dinamika atmosfer lain yang mempengaruhi peningkatan intensitas curah hujan ekstrem di beberapa daerah di Indonesia.

Menurutnya, peringatan tentang musim hujan Indonesia akan terpengaruh La Nina sudah diberikan sejak Oktober 2020, dengan fenomena itu masih berlangsung sampai saat ini dengan intensitas moderat. Hal itu mengakibatkan musim hujan yang lebih basah di Indonesia.

Baca juga : Malam Ini, Sejumlah Titik Di Jakarta Kebanjiran

"Selain ada faktor-faktor dinamika atmosfer yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di Indonesia, di antaranya saat ini masih terdeteksi monsun Asia. Kemudian adanya daerah-daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia," kata Fachri Radjab.

Dia mengilustrasikan, fenomena pertemuan angin seperti kendaraan yang bertemu di perempatan jalan, yang dapat menimbulkan penumpukan. Dengan terjadi pertemuan angin di atas Indonesia itu, dan suhu makin dingin, maka akan terbentuk awan.

Daerah pertemuan muncul di Indonesia sendiri terjadi karena monsun Asia yang masuk ke selatan karena adanya daerah-daerah tekanan rendah di utara Australia. "Itu makanya banyak terbentuk daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia," tambahnya.

Baca juga : Dari Bandara Ahmad Yani, BKS Tinjau Banjir Di Stasiun Tawang

Selain faktor global La Nina dan faktor regional yang menyebabkan daerah pertemuan angin, Fachri juga menjelaskan adanya faktor lokal.

Faktor lokal penyebab meningkatnya curah hujan ekstrem adalah stabilitas udara yang cenderung labil atau mudah terangkat yang dapat membentuk awan. Proses konveksi awan itu, ujarnya, cukup kuat karena udara yang labil tersebut. "Kombinasi tiga skala itu maka banyak terbentuk awan-awan hujan di Indonesia," ujar Fachri.

Selain empat provinsi yang masuk masuk dalam kategori siaga, BMKG juga mengkategorikan Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua dalam kategori waspada. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.