Dark/Light Mode

BPIP Dorong Pelajaran Pancasila Masuk Kurikulum

Selasa, 16 Februari 2021 18:36 WIB
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: ist)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
Dia menyarankan, sekolah-sekolah untuk tetap memasukan ekstra kurikuler Pramuka. “Sayangnya ini jangan dibuat sebuah sebagai keterpaksaan untuk ikut ekstrakurikuler, Pramuka, tapi keterpanggilan. Itu jadi tugas kita bersama untuk mengikuti Pramuka yang sarat nilai Pancasila, mereka menghormati bendera, Kakak Pembina, toleransi dan solidaritas,” sambung mantan Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Barat ini.

Pakar pendidikan Dharmaningtyas pun sepakat, nilai Pancasila bukan lagi sebuah teori atau tempelan saja. Tetapi harus mengedepankan anak didik untuk memiliki nilai budi pekerti yang luhur.

“Pendidikan Pancasila dikatakan berhasil apabila peserta didiknya cerdas bersikap penuh tanggung jawab dengan selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya.

Baca juga : Diserang! Pangkalan Turki Di Irak

Tujuan pendidikan sejatinya mewajibkan adanya nilai Pancasila seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989. Maka isi kurikulum berdasarkan jenis, jalur dan jenjang pendidikan, harus ada penanaman nilai Pancasila, selain agama dan kewarganegaraan.

“Pelaksanaan yang subyektif, pelaksanaan Pancasila dalam pribadi perorangan. Pelaksanaan obyektif, pelaksanaan negara dan kehidupan negara,” sambungnya.

Sementara itu, Antonius Benny mengatakan sudah saatnya Pancasila menjadi habitus insting, kebiasaan dan landasan berpikir serta bertindak nalar. Nilai Pancasila itu membentuk seorang siswa bagaimana memiliki rasa ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Baca juga : Top, Bank DKI Borong 9 Penghargaan Infobank SLE Award

“Jadi Pancasila bukan doktrin. Penguatan ini perlu role model. Mulai dari sekolah, pendidikan di masyarakat hingga lingkungan sekitar,” jelas pria yang akrab disapa Romo Benny ini.

Apalagi nilai Pancasila diterapkan untuk berdampingan dengan ratusan agama lokal. Fungsinya merawat kemajemukan, yang menjadi tugas kebersamaan sebagai bangsa yang utuh tak terpecah belah.

“Hilangnya Pancasila sejak reformasi dulu, saat ini harus jadi momentum mengembalikan martabat itu. Bukan menghilangkan Pancasila dalam pendidikan,” sambungnya.

Baca juga : Cegah Corona, Kadin Imbau Karyawan Swasta Tak Keluar Kota Dulu

Penerapan Pancasila selama ini terjadi tidak utuh dan menyeluruh. Di dalam beberapa mata pelajaran Pancasila ditampilkan hanya sebagian.

“Pancasila bukan pemanis, bukan tempelan. Tapi harus jadi gugus insting, sub kordinasi jadi habitus bangsa ini karena bisa membangun moral bangsa, dan internalisasi nilai,” tandasnya. [GO]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.