Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Masih Banyak Yang Anggap Covid Konspirasi

Prokes Jadi Kendor...

Selasa, 23 Februari 2021 05:40 WIB
Tim pemburu pelanggar protokol kesehatan COVID-19 menangkap warga yang langgar protokol kesehatan. (Foto:  Istimewa).
Tim pemburu pelanggar protokol kesehatan COVID-19 menangkap warga yang langgar protokol kesehatan. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga survei Parameter Politik mengungkapkan, masyarakat cenderung masih jarang menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Salah satu faktornya, masih banyak yang yakin, Covid-19 adalah konspirasi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan, dari temuan survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden, sebanyak 36,8 persen jarang mencuci tangan, 37,4 persen jarang memakai masker dan 63,8 persen jarang menjaga jarak. “Secara umum, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol Covid-19 sebesar 54,8 persen,” ujarnya, kemarin.

Dia merinci, ada protokol kesehatan mencuci tangan, se­banyak 60,6 persen responden menjawab sering melakukan. Sisanya 2,6 persen tidak men­jawab.

Baca juga : Pendatang Dari Luar Negeri Kudu Di-screening Lebih Ketat Lagi...

Sementara itu, untuk protokol kesehatan memakai masker, sebanyak 59,4 persen menjawab sering melakukan. Sisanya 3,2 persen tidak menjawab.

Untuk protokol kesehatan jaga jarak, sebanyak 33,1 persen men­jawab sering melakukan. Lebih sedikit daripada responden yang mengaku jarang menerapkan yaitu 63,8 persen. Sisanya untuk jaga jarak, 3,1 persen memilih tidak menjawab.

Kesimpulannya, protokol menjaga jarak menjadi protokol yang paling sulit dijalankan dibanding memakai masker dan mencuci tangan.

Baca juga : Pa, Jangan Bawa Virus Corona Pulang Ke Rumah

Angka kepatuhan tersebut masih jauh dari yang diharap­kan jika target dari penerapan protokol adalah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. “Penertiban, penegakan hukum, dan sosialisasi terkait protokol Covid-19 masih terus diperlu­kan,” tegas Adi.

Survei Parameter Politik juga mengungkapkan, masih ada masyarakat yang menganggap Covid-19 sebagai konspirasi dan hasil rekayasa manusia.

“Setelah hampir satu tahun Covid-19 masuk Indonesia, ternyata masih cukup banyak orang yang menganggap Covid-19 adalah konspirasi (20,3 persen) dan merupakan hasil re­kayasa manusia (28,7 persen),” ungkapnya.

Baca juga : Peran Dokter Penting Untuk Cegah Hoaks Vaksin Virus Corona

Adi menjelaskan, survei terse­but menanyakan kepada respon­den apakah Covid-19 nyata atau rekayasa (konspirasi) yang dibuat untuk tujuan tertentu. Hasilnya, menurut dia, sebanyak 56,7 persen menilai Covid-19 nyata, 20,3 persen menganggap virus tersebut merupakan kon­spirasi, dan 23 persen tidak menjawab.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.