Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sebulan, APBN Tekor Rp 45 Triliun

Sri Mulyani Tak Tunjukin Wajah Cemas Dan Sedih

Rabu, 24 Februari 2021 06:35 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Humas Kemenkeu RI)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Humas Kemenkeu RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gempuran Corona terhadap kantong negara benar-benar dahsyat. Dalam sebulan, APBN tekor Rp 45 triliun. Meski begitu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani tak menunjukkan wajah cemas dan sedih.

Sikap tersebut diperlihatkan Sri Mulyani saat jumpa pers virtual “APBN Kita”, kemarin. Acara yang digelar pukul 1 siang ini juga dihadiri jajaran eselon 1 Kementerian Keuangan. Acara ini mengambil tema: Jaga Sentimen Positif Pemulihan Ekonomi Perkuat Implementasi dan Sinergi Kebijakan Ekonomi.

Mengenakan batik berwarna coklat, Sri Mulyani menjelaskan soal kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbaru. Seperti biasa, penjelasan Sri Mulyani sangat gamblang, dan mudah dimengerti.

Baca juga : Sisa APBN 2020 Rp 234 T, Mau Dipakai Untuk Vaksinasi Dan Stimulus UMKM

Di awal pembicaraan, dia menjelaskan soal perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dan global. Dia pun mengajak media tetap menjalankan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Setelah itu, barulah dia mulai menjelaskan kondisi perekonomian terkini. Mulai dari masalah penerimaan negara, defisit sampai pertumbuhan

Untuk masalah defisit, Sri Mulyani mengatakan, bulan lalu, APBN tekor Rp 45,7 triliun atau 0,26 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu lebih tinggi dari Desember 2020 yang hanya Rp 34,8 triliun, atau 0,23 persen terhadap PDB.

Baca juga : Indonesia Masih Gali Lubang Tutup Lubang

“Naik 31,5 persen dibandingkan Januari tahun lalu. Hal itu karena Januari tahun lalu belum mengalami Covid-19,” ujar Sri Mulyani.

Kenapa bisa besar defisitnya? Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, realisasi penerimaan negara hingga Januari 2021 hanya Rp 100,1 triliun. Capaian itu lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 105,1 triliun. Sementara total belanja negara tembus Rp 1.743,6 triliun.

Sementara, realisasi belanja negara hingga Januari 2021 sebesar Rp 145,8 triliun. Nilai itu naik 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 139,9 triliun. Adapun total belanja negara mencapai Rp 2.750 triliun. Sementara keseimbangan primer defisit Rp 21 triliun.

Baca juga : Turunkan PPnBM Mobil, Sri Mulyani Bakal Terbitkan PKM

Meski defisit melebar, Sri Mulyani tidak panik dan cemas. Dia yakin perekonomian akan membaik. Proyeksinya, pertumbuhan masih di level 5 persen, tepatnya di rentang 4,3-5,5 persen. Memang prediksi itu berbeda dengan asumsi di APBN 2021 sebesar 4,5-5,5 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.