Dark/Light Mode

Sebulan, APBN Tekor Rp 45 Triliun

Sri Mulyani Tak Tunjukin Wajah Cemas Dan Sedih

Rabu, 24 Februari 2021 06:35 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Humas Kemenkeu RI)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Humas Kemenkeu RI)

 Sebelumnya 
“Sekarang rentangnya agak bergeser. Tapi, titik perkiraan kita ada di 5 persen,” bebernya.

Dia melihat, pemulihan ekonomi berjalan dengan baik. Karena itu, pemerintah akan terus memberi stimulus untuk mengakselerasi perekonomian. Dengan begitu, momentum perbaikan di kuartal I tetap terjaga. “Dengan kuartal I yang cukup solid, kita akan jaga supaya di kuartal II dan III akan rebound, atau pemulihannya makin dipercepat,” katanya.

Bagaimana tanggapan pengamat soal jebolnya kantong negara ini? Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, defisit yang melebar dikarenakan realisasi anggaran yang ditingkatkan pada awal tahun, dengan fokus ke sektor kesehatan dan program vaksinasi. Tujuannya, menyelesaikan pandemi dan memulihkan ekonomi.

Baca juga : Sisa APBN 2020 Rp 234 T, Mau Dipakai Untuk Vaksinasi Dan Stimulus UMKM

Piter lebih memilih defisit melebar ketimbang pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam menanggulangi pandemi. “Kita ini lucu. Pemerintah serius, dan fokus menanggulangi pandemi, justru kita kritis defisit anggarannya. Nanti pemerintah tidak melakukan apa-apa demi menjaga defisit, kita protes juga,” ulas Piter saat dihubungi, tadi malam.

Bertambahnya defisit merupakan hal yang wajar saat menangani pandemi. Menurut dia, negara seperti Amerika Serikat, maupun negara maju lainnya juga melakukan hal serupa. Karena penerimaan pajak turun, sementara tuntutan belanja seperti bantuan sosial naik signifikan.

Dia menyarankan pemerintah untuk fokus ke pengendalian pandemi, membantu masyarakat dan dunia usaha. Itu lebih utama daripada hanya terpaku soal defisit. Sebab, jika pandemi berakhir, otomatis ekonomi pulih.

Baca juga : Indonesia Masih Gali Lubang Tutup Lubang

Lalu, apakah tren kenaikan defisit ini akan berlanjut setiap bulannya? Piter yakin, pemerintah akan menjaga laju defisit agar tidak melampaui angka yang sudah ditetapkan.

“Kalau sudah melonjak di Januari, diharapkan bisa lebih rendah pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga totalnya masih masuk target pemerintah tahun 2021 di sekitar 5 sampai 6 persen terhadap PDB,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi 2021 dikisaran 4,3-5,3 persen. Sementara prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini mencapai 5,1 persen. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.