Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Media sosial (medsos) perlu dikelola dengan hati dan nurani. Bhinneka Tunggal Ika dijaga agar tidak terkoyak oleh informasi yang menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dan hoaks.
Hal ini mengemuka dalam diskusi virtual 'Gotong Royong Pembumian Pancasila Melalui Media' yang diselenggarakan Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Sabtu (27/2). Diskusi dihadiri 130 peserta.
"Informasi tak ada batasan ruang dan waktu di era milenial dan digitalisasi ini," kata Sekretaris Utama BPIP Karjono, saat membuka acara. "Tidak menutup kemungkinan ada berita hoaks. Mari menggunakan media dengan santun dan bijak."
Karjono mengingatkan pengguna medsos agar menghargai dan mendukung Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan UU Pers. "Kemerdekaan dan kebebasan pers dijamin di negara ini. Tapi, bukan bebas sepenuhnya. Ada batasan norma, tidak membalikkan fakta," tandas birokrat senior ini.
Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika Henri Subiakto secara khusus meminta marwah Pancasila tetap dijaga. "Pancasila adalah anugerah. Kebhinekaan yang sangat luar biasa bisa bersatu. Founding Fathers berjanji dan disatukan oleh semangat yang sama membangun bangsa dengan ideologi Pancasila," jelas Henri.
Dewasa ini, lanjutnya, Indonesia jadi wilayah yang diperebutkan pihak asing atau oknum. Berniat jelek ingin membumikan ideologi baru. "Kebenaran semu banyak tercipta di medsos. Seakan benar karena pendukungnya banyak padahal belum tentu secara hakikat," tambah Henri.
Baca juga : Jadi Single Parents, Aura Kasih Beli Beras Sendirian
Menurut dia, pers saat ini tidak bisa dipisahkan dengan dunia digital. "Pers memiliki tanggung jawab menjaga nilai kebijakan, nilai kebangsaan, dan konten yang positif. Bukan keranjang sampah."
Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi menegaskan, fungsi media bukan sekadar hiburan. "Media itu sekolah sepanjang masa. Jadi mata publik, menjelaskan berbagai fenomena, pendidikan, norma, dan hiburan," ucap Ayu.
Soal implementasi Pancasila, kata dia, idealnya itu internalisasi pribadi dalam kehidupan sehari-hari. [GO]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya