Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ini Bukan Hoaks

Yang Kaya Makin Kaya, Yang Kere Makin Kere

Kamis, 8 April 2021 07:10 WIB
Budi Hartono dan Michael Hartono. (Foto: Istimewa)
Budi Hartono dan Michael Hartono. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Seterusnya, ada Jerry Ng (Rp 35 triliun), Theodore Rachmat (Rp 23,8 triliun), Mochtar Riady dan Keluarga (Rp 23,8 triliun), Djoko Susanto (Rp 23,8 triliun), Peter Sondakh (1,5 miliar dolar AS,), Alexander (Tedja 1,4 miliar dolar AS) Murdaya Poo (1,2 miliar dolar AS), Winarko Sulistyo (1,2 miliar dolar AS), Lim Hariyanto Wijaya Sarwano (1,1 miliar dolar AS), Low Tuck Kwong (1,1 miliar dolar AS), Susanto Suwarto (1,1 miliar dolar AS), dan terakhir dan Hary Tanoesoedibjo (1,1 miliar dolar AS).

Kalau jumlah orang kaya makin naik, bagaimana dengan yang kere? Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun lalu, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah 2,76 juta. Sehingga, total orang miskin sekarang mencapai 27,55 orang atau ada 10,19 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini naik tahun 2019 yang hanya 9,22 persen.

Baca juga : Jangan Ngaku Paling NKRI Deh Kalau Masih Lepas Masker Di Tempat Umum

Naiknya jumlah orang miskin, salah satu faktor penyebabnya adalah pandemi Corona yang terjadi sejak Maret 2020. Banyak orang yang awalnya kerja, kini kehilangan mata pencahariannya. Total ada 29,12 juta penduduk usia kerja yang terpengaruh pandemi dan resesi pada 2020. Sebanyak 2,56 juta orang menjadi pengangguran. Sedangkan, 1,77 juta orang tidak bekerja sementara, dan 24,03 juta penduduk mengalami pengurangan jam kerja.

Kesenjangan ekonomi antara warga kaya dan miskin pun bertambah. Tingkat ketimpangan atau gini rasio Indonesia melebar menjadi 0,385. Angka ini naik dari posisi 0,380 pada September 2019.

Baca juga : Ma’ruf Makin Energik

Anggota Komisi XI DPR Marwan Cik Asan mengakui, pandemi membuat angka kemiskinan dan pengangguran bertambah. Padahal, pemerintah bisa memangkas kesenjangan tersebut melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Namun, program ini rasa-rasanya tidak tepat sasaran.

Buktinya, daya beli masyarakat belum terkerek. Meski sebenarnya pemerintah tahun ini menganggarkan program PEN hampir Rp 700 triliun, naik 20,56 persen dari realisasi tahun lalu yang hanya Rp 579,78 persen. “Kita berharap pemerintah fokus penanggulangan pandemi. Diikuti peningkatan kecepatan dan ketepatan bantuan,” ujar politisi Demokrat itu.

Baca juga : Kasus Lahan Cengkareng Dilempar Lagi Ke Bareskrim

Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah menilai, kontrasnya perbandingan orang kaya dengan orang miskin ini benar-benar riil. Menurutnya, kondisi ini sebagai lingkaran setan kemiskinan. Katanya, orang kaya akan makin kaya. Sementara yang kere, kalau tidak berjuang keras, akan semakin kere.

“Ini terjadi tidak hanya di Indonesia, tapi di semua negara. Termasuk di Amerika sana,” kata Piter kepada Rakyat Merdeka, kemarin. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.