Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berjam-jam James Diperiksa KPK

Bos Segede Apa Pun Pasti Jadi Ciut

Rabu, 31 Oktober 2018 12:08 WIB
Antara Foto
Antara Foto

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalau  sudah  berada  di  KPK,  bos  segede  apa pun,  orang  sekaya  apa pun  atau  sekuat  apa pun,  pasti  akan  ciut.  Mau  sebatas  saksi  atau tersangka. Sama saja. Itu pula yang terlihat saat bos Lippo Group, James  Riady memenuhi panggilan KPK,  kemarin. Diperiksa lebih dari 8 jam, konglomerat yang  duitnya nggak berseri ini, tegang. 

James tiba di Gedung KPK pukul  09.25 WIB.  Mengenakan  kemeja  biru muda dilapis jas hitam, James  turun  sendirian  dari  mobil Toyota  Land Cruiser yang berhenti beberapa  meter di depan pos jaga pintu masuk Gedung KPK. Anak taipan Mochtar Riady ini berjalan menuju lobi Gedung KPK, dikawal tiga petugas keamanan dan 4 personel kepolisian. Tak butuh waktu lama bagi James masuk ke lobi gedung. Dia melenggang cukup mulus dari kepungan para wartawan. 

Dengan raut wajah datar, malah terkesan dingin, dia terus menatap lurus ke depan, tanpa membuka mulutnya. Sampai di dalam lobi, James menukarkan kartu identitasnya dengan kartu tamu. Setelah itu, dia tak langsung diperiksa. James duduk menunggu panggilan penyidik. Dia duduk sendirian. Kakinya yang beralas sepatu pantofel, disilangkan. Raut mukanya agak tegang. Apalagi, para pewarta foto terus menjepretnya dari kaca luar Gedung KPK. Pukul 09.50 WIB, atau 25 menit setelah James menunggu, dia naik ke lantai 2 untuk menjalani pemeriksaan.

Baca juga : Terima Duit Rp 3,65 miliar, Taufik Kurniawan Tersangka

James baru keluar setelah diperiksa lebih dari 8 jam. Tepatnya, pukul 18.42 WIB. Kali ini, raut wajahnya lebih santai. Tapi tetap dingin. Di depan pintu lobi Gedung KPK, dia mau memberi pernyataan. “Saya dalam kapasitas pribadi. Saya baru saja selesai proses pemberian pernyataan di KPK,” ujar James. Dia mengaku dicecar penyidik KPK 59 pertanyaan. Namun, James tak merinci pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Cuma bilang, pertanyaannya mencakup segala hal. Dia mengaku menjawab semua pertanyaan itu. 

“Saya memberikan semua itu dengan penuh kooperatif dan mendukung KPK dengan prosesnya,” ucapnya. James mengapresiasi sikap penyidik yang disebutnya profesional dan ramah. Dia mengaku akan terus kooperatif dan mendukung KPK menjalankan tugasnya. “Setiap saat pun saya bersedia untuk memberikan pernyataan lagi,” tambah James. Dia kemudian mengatakan, tidak mengetahui dan tidak terlibat dalam kasus suap Meikarta, yang disebutnya “kasus suap di Bekasi yang sedang dibicarakan”. 

“Itu saja saya bisa memberikan pernyataan. Selanjutnya, silakan bertanya kepada KPK,” ujar James, hampir menutup pernyataannya. Tetapi, kemudian dia melanjutkannya. Yang dibahas kali ini adalah pertemuan antara dirinya dengan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. James mengakuinya. Pertemuan terjadi akhir tahun lalu. Dia tengah berada di Lippo Cikarang, ketika diberitahu bahwa Bupati Bekasi itu baru melahirkan.

Baca juga : #PrayForJT610 Berganti Jadi #TakutNaikLion

“Saya pertama kali baru tahu bahwa bupati itu adalah seorang ibu, wanita. Oleh karena itu, waktu diajak mampir hanya sekadar mengucapkan selamat, saya mampir ke rumah beliau mengucapkan  selamat,” ungkap James. Dia berdalih tidak ada pembicaraan soal izin atau bisnis apa pun dengan Neneng. Setelah itu, dia menutup pernyataannya. James kemudian berjalan menuju mobil dengan kawalan petugas keamanan KPK dan petugas kepolisian.

Terpisah, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menyebut, penyidik memanggil James karena berhubungan dengan berkas perkara yang ditangani. Pertama, keterangan saksi untuk menguatkan tuduhan yang diberikan yang ditersangkakan kepada para tersangka. Kedua, kemungkinan pengembangan penyidikan. “Apakah ada sangkut pautnya, itu biasanya yang selalu dilakukan penyidik,” ujar Basaria di Gedung KPK, kemarin.

James yang merupakan CEO Lippo Group yang membawahi Meikarta digali penyidik soal batas kewenangannya. “Apakah di dalam mengeluarkan jumlah uang, misalnya sekian miliar,  itu harus sepengetahuan beliau atau ada kewenangan yang diberikan bisa kepada tingkat direktur,” imbuh Basaria.

Baca juga : Anggota DPRD Provinsi Kalteng Diringkus KPK

Selain memeriksa James, KPK juga memeriksa Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang sudah jadi tersangka kasus ini. Neneng yang diperiksa 7 jam, mengaku pernah bertemu James. Apa yang dibahas bersama James? “Bicara umum aja,” ujar Neneng. Wartawan kembali mencecarnya. “Soal Meikarta?”. Neneng tak menjawab. Tapi dia tampak menganggukkan kepalanya.

Terkait hal tersebut, Jubir KPK Febri Diansyah membenarkan, salah satu yang didalami penyidik dari pemeriksaan James adalah soal pertemuan James dengan Neneng. “Mulai dari pertemuan dengan Bupati, baik peristiwa ataupun pembicaraan yang dilakukan terkait apa, dan diklarifikasi sejauh mana kontribusi Lippo sebagai korporasi dalam proyek Meikarta. Sejauh mana Lippo membiayai proyek Meikarta,” ungkap Febri, tadi malam.

KPK tengah ngebut mengusut keterlibatan Lippo Group dalam suap Meikarta. Lippo bisa dibidik sebagai tersangka korporasi. Penyidik komisi antirasuah telah melakukan penggeledahan di 12 lokasi di Bekasi dan Tangerang. KPK juga telah memeriksa 33 saksi dalam penyidikan kasus suap perizinan Meikarta. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.