Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Tambahan Gas Dari JTB Amankan Bahan Baku Produksi Petrokimia Gresik 2023
- Borneo FC Vs Persik Kediri: Awas, Macan Putih Ngamuk Lagi!
- Minta Hakim Tolak Pleidoi, Jaksa Nilai Penjara 8 Tahun Pantas Buat Putri Candrawathi
- Kunjungi Ponpes Yatofa di NTB, Anies Disambut Ribuan Santri dan Masyarakat
- Pertamina Targetkan 300 Mobil Tangki di Tahun 2025
Menhub Serukan Kerja Sama Dari Semua Pihak
Kecelakaan Lalu Lintas Picu Kerugian Ekonomi
Rabu, 21 April 2021 05:21 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Angka kecelakaan yang melibatkan semua moda transportasi darat begitu mengerikan. Data Korps Lalu Lintas Polri pada 2019 menyebut, rata-rata 3-4 orang meninggal tiap jam dalam sehari. Bukan cuma kehilangan nyawa, dari sisi kerugian ekonomi juga sangat besar dampaknya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) mewaspadai tingginya angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun. Untuk mencegah kecelakaan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta kerja sama dari seluruh pihak, seperti regulator, operator, pengemudi dan masyarakat.
Apalagi di tengah kesulitan lantaran pandemi Covid-19, BKS juga meminta operator transportasi nggak kendor menjamin keamanan penumpang untuk mencegah kecelakaan.
Berita Terkait : Menhub Soroti Tingginya Angka Kecelakaan Lalin
“Tentu operator secara ekonomi tertekan, namun bagaimana dalam keadaan seperti itu keselamatan tetap dijalankan,” kata BKS dalam webinar bertajuk Sinergi Pemerintah dan Operator Dalam Mewujudkan Angkutan Yang Berkeselamatan, kemarin.
BKS mengakui, tiap nyawa manusia yang meninggal di jalan karena kecelakaan juga berdampak pada kerugian ekonomi.
“Kalau kita bicara kerugian rupiah, itu luar biasa. Harus kita amati karena ada 29 ribu kecelakaan fatal yang mengakibatkan meninggal dunia,” ungkapnya.
Berita Terkait : Mahfud MD Imbau Kepala Daerah Terpilih Dukung Kebijakan Larangan Mudik
Eks Dirut Angkasa Pura IIini menjelaskan, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas merupakan masyarakat berusia produktif dengan rentang 15-64 tahun. Sementara, korban dengan usia 0-14 tahun berjumlah 12 persen, dan lebih dari 65 tahun sebanyak 11 persen.
Menurut BKS, tingginya angka kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan umum, baik angkutan barang maupun penumpang, terjadi karena berbagai faktor.
Faktor utama yang mendorong terjadinya kecelakaan, yakni kegagalan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan maupun kelalaian operator yang memastikan keselamatan armadanya.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya