Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pesan Kepala BPIP Ke Diaspora: Lawan Perongrong Negara

Minggu, 2 Mei 2021 19:10 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. (Foto: ist)
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengajak para mahasiswa di luar negeri untuk ikut aksi bela negara. Membentengi diri dari berbagai godaan ideologi transnasional yang melawan negara, dan memanfaatkan ilmu yang didapat untuk memperkuat  negara. 

Pesan disampaikan Yudian dalam diskusi virtual 'Spirit Pancasila untuk Bela Negara' yang digelar oleh Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Indonesia (Formokasi) Korea Selatan, Minggu (2/5). Diskusi diikuti pula oleh mahasiswa diaspora yang ada di Negeri K-Pop. 

Yudian mengingatkan, negara bukan entitas yang ajeg. Negara bisa saja berubah batas wilayah atau malah bubar seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Dua negara itu sekarang sudah hilang dan terpecah menjadi negara-negara kecil. 

Baca juga : Ini Penjelasan Kemenhub, Soal Pesawat Lion Air Yang Angkut Penumpang Dari Wuhan

Memang setiap negara termasuk Indonesia didirikan dengan niat abadi. Makanya dalam salah satu lirik lagu Indonesia Raya yang 3 stanza,  ditulis, 'marilah kita berjanji Indonesia abadi'. Namun dalam perjalanan ada hal yang sering tidak terkendali sehingga mengakibatkan perpecahan.   

"Bersyukur dengan Pancasila kita masih bertahan jauh dibandingkan dengan Yugoslavia dan Uni Soviet," tandas Yudian. 

Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini menambahkan, ada dua tantangan yang memengaruhi legitimasi dan kedaulatan Indonesia. Yakni dari eksternal dan internal. Tantangan dari geopolitik global misalnya ancaman militer asing, ideologi transnasional yang mengancam keberadaan Pancasila, dan dominasi budaya asing.  

Baca juga : Turnamen Esports Piala Menpora Bakal Libatkan Peserta Luar Negeri

Yudian mengingatkan, bela negara adalah kewajiban warga negara sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002. Bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.

Karena itu, Yudian mengajak para mahasiswa di luar negeri termasuk Korsel untuk ikut dalam bela negara. Pasalnya, diaspora salah satu titik rawan. Apalagi dengan masifnya media sosial. "Ini ujian. Ketika ada  godaan untuk mencoba melawan negara, Anda harus melawan diri," kata Yudian. 

Jebolan Harvard Law School ini berharap para mahasiswa serius memanfaatkan kesempatan belajar.  "Manfaatkan apa yang didapat di kota lain untuk penguatan negara kita," tuntas Yudian. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.