Dark/Light Mode

BPIP Mengunjungi PHDI

Try Sutrisno: Perbedaan Adalah Keindahan

Rabu, 12 Mei 2021 08:24 WIB
Kepala BPIP Yudian Wahyudi (kanan) dan Ketua Umum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. (Foto: ist)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi (kanan) dan Ketua Umum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Sudhamek Agoeng berharap, pihaknya dapat bekerja sama dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Kolaborasi riil dengan berbagai elemen mempermudah pembumian nilai Pancasila. 

"Untuk menyelesaikan persoalan bangsa tak mungkin dikerjakan sendiri. Harus dilakukan bersama-sama," buka Sudhamek dalam Silaturahmi Ramadan BPIP dengan PHDI, di Lapangan Tembak Ksatria Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (11/5). 

Menurut dia, ada tiga pintu masuk yang bisa ditindaklanjuti BPIP dan PHDI. Yakni soal kebhinekaan, pendidikan, dan sosial-ekonomi. Pendekatan pendidikan dianggap powerfull untuk mengubah paradigma manusia. Dari paradigma yang destruktif menjadi baik seperti gotong royong. 

"Tiga pintu itu pada intinya menuju ruang yang sama yaitu, kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial. Sila yang relevan kita wujudkan," terang Sudhamek. 

Baca juga : Trauma Rumah Kemalingan

Silaturahmi tersebut dihadiri Kepala BPIP Yudian Wahyudi, dan Ketua Umum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Ikut mendampingi; Deputi I BPIP Prakoso, Deputi II BPIP K.A. Tajuddin, dan Deputi IV BPIP Baby Siti Salamah. 

Anggota Dewan Pengarah Try Sutrisno juga ikut menyaksikan via daring. Kata dia, ada dua tantangan yang dihadapi bangsa saat ini. Tantangan dari internal antara lain soal perbedaan. Kunci untuk mengatasinya adalah menjadikan perbedaan sebagai keindahan. 

Karena itu, Wakil Presiden Indonesia ke-6 ini mengapresiasi kerja BPIP yang menggelar silaturahmi dengan berbagai kalangan termasuk PHDI. "Ini suatu cerminan praktek hidup berpancasila. Agar kondisi seperti ini dikobarkan dengan berbagai macam kelompok dan cara," pesan Try.

"Semoga pertemuan-pertemuan ini dilanjutkan dalam implementasi dan dihayatinya Pancasila dalam kehidupan berbagsa dan bernegara."

Baca juga : Periksa Angin Prayitno, KPK Dalami Penerimaan Uang Dalam Pemeriksaan Pajak

Sementara Kepala BPIP, Yudian Wahyudi menjelaskan bagaimana pentingnya mengelola perbedaan. Kata dia, dulu ada sebuah negara adi kuasa. Punya wilayah yang luas dan teknologi militer yang canggih. Tapi usia negara itu tidak sampai berapa tahun. Negara ini runtuh tanpa berperang karena ketiadaan Bhinneka Tunggal Ika. 

"Di negara itu semua warga negaranya diseragamkan. Ini bertentangan dengan kodrat kemanusiaan," kata Yudian. 

Mantan Rektor UIN Yogyakarta ini meyakinkan Indonesia beruntung memiliki Pancasila. Siapa pun disantuni, dan diakui dengan berbagai macam pluralitas dan kemajemukan. 

Sementara itu, Ketua Umum PHDI Mayjen TNI  (Purn) Wisnu Bawa Tenaya mengapresiasi kunjungan BPIP. Dia siap berkolaborasi dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. "Pancasila sebagai dasar negara harus dipegang erat seperti burung garuda mencengkram," kata Wisnu. 

Baca juga : PTK Dan PLI Teken Perjanjian Kerja Sama dalam Operasi Kepelabuhan

Menurut dia, perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Tak perlu dipertentangkan. Tapi dirawat agar menjadi  taman yang penuh bunga warna-warni. 

"Saya ingin mengajak agar diteruskan ke seluruh rakyat  Indonesia untuk saling menghormati satu sama lain," pungkasnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.