Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pesan Epidemiolog Untuk Pemerintah: Gencarkan 3T

Sabtu, 15 Mei 2021 09:59 WIB
Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV
Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia masih berupaya keras untuk bisa mengendalikan pandemi Covid-19. Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyatakan, ada beberapa fokus yang harus disadari dan dimaksimalkan pemerintah dalam upaya menekan penyebaran virus tersebut.

Data sampai dengan Jumat (14/5), Indonesia telah menyentuh titik terendah penambahan kasus dengan jumlah 2.633 kasus. Turun drastis dari kisaran 4.500 sampai 6.000 kasus per hari.

Dicky mengungkapkan, meski kondisi penularan terlihat menurun pemerintah harus meningkatkan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Sebab, kasus yang terlapor belum mewakili jumlah sebenarnya di lapangan.

"WHO (World Health Organization) masih menetapkan Indonesia ini penyebarannya di level community transmission yang sudah satu tahun," ujarnya dalam Talk Show virtual bertajuk "Cerita Lebaran Dari Negeri Kanguru" yang digelar RM.id, Jumat (14/5).

Baca juga : Kecam Israel, Demokrat Minta Pemerintah Dorong KTT Luar Biasa OKI

Community transmission yang dimaksud, adalah kondisi di mana penyakit menyebar pesat sehingga sumber penularannya tidak diketahui. Seseorang jadi mudah terinfeksi dari orang lain saat berinteraksi dengan orang lain.

Dicky menambahkan, kasus infeksi yang terjadi di masyarakat Indonesia berpotensi makin besar jika sumber penularan tidak terdeteksi. Karena itu pelaksanaan 3T harus digencarkan.

"Jadi misalnya di Jakarta dikatakan ditemukan ada klaster perkantoran saya ragu. Karena dalam level community transmission itu sulit ditemukan sumber utamanya kecuali dilakukan dengan terus-menerus gencar dilakukan genomics sequencing untuk melacak klaster," paparnya.

Jumlah klaster yang sering bermunculan dimana-mana menunjukkan kondisi sudah tidak jelas. Mencarinya sudah susah. Kondisi sangat serius. "Sekarang berarti kalau kita keluar rumah itu beresiko tinggi terpapar Covid-19," tegasnya.

Baca juga : Kejagung Bantu Kemensos Tagih Vendor Nakal

Oleh karena itu dia meminta agar prokes harus terus dilaksanakan di Indonesia. Masyarakat perlu dibangun rasa kepercayaan sehingga bisa mematuhi anjuran prokes.

"Selain itu perlu ada perbaikan peningkatan kapasitas testing supaya kita naik tingkat jangan di bawah terus," ucapnya.

Dia mengatakan, pesan pentingnya ketika 3T tidak berjalan sesuai kebutuhan maka Indonesia dinyatakan tidak bisa mengendalikan pandemi.

"Maka itu yang harus disadari dalam kondisi pandemi yang tidak terkendali. Wabah klaster yang tidak teridentifikasi itu adalah bom waktu karena suatu saat akan meledak," wanti-wantinya. 

Baca juga : MPR Dukung Pemerintah Bentuk Roadmap IHT Berkeadilan

Dia juga mengatakan, orang yang berpergian mudik kemungkinan besar banyak yang terpapar Covid-19. Sehingga misalnya pemerintah membuat titik periksa saat mudik maka akan menemukan banyak kasus positif.

"Ini memberikan fakta yang ada di lapangan bahwa banyak orang di lapangan itu sudah terpapar virus," tegasnya.

"Pesan saya pemeriksaan sangat penting. Ini situasi serius. Selama ini 3T kita tidak memadai itu yang harus disadari," imbuh Dicky. 

Dia juga mengingatkan agar pemerintah Indonesia jangan hanya melihat peningkatan kasus tiga minggu ke depan gara-gara Lebaran atau mudik. "Penambahan kasus adalah fenomena gunung es," tandasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.