Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Epidemiolog: Kasus Antigen Bekas Cuma Ada Di Indonesia, Pemerintah Harus Segera Turun Tangan

Kamis, 29 April 2021 21:53 WIB
Epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman. (Foto: Ist)
Epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman menyesalkan penggunaan alat test antigen bekas yang baru-baru ini terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Diingatkannya, praktik menyimpang semacam ini akan berdampak serius pada penanganan pandemi.

"Ini akan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penanganan pandemi, setidaknya di wilayah tersebut," kata Dicky dalam keterangannya kepada RM.id, Kamis (29/4).

Baca juga : Menkumham: Capaian Kekayaan Intelektual, PDB Indonesia Posisi Ketiga di Dunia

Bicara pandemi, lanjut Dicky, jika satu kasus saja salah penanganan, akan berdampak amat serius. Pandemi ini, bermula dari kasus satu orang terinfeksi yang tidak terdeteksi cepat. Sehingga, Dicky mengingatkan, adanya praktik korup, pengabaian, dan perilaku sejenis lainnya, jangan dianggap enteng.

"Satu saja sangat berdampak. Dalam epidemiologi itu ada namanya index case, itu satu kasus. Jadi dari satu itulah menjadi 100 juta di dunia. Sangat jelas ada dampaknya dan amat sangat serius," ingatnya lagi.

Baca juga : Pemerintah Tolak Semua Pelancong Dari India

Dicky meminta, pemerintah serius menuntaskan kasus ini. Harus ada langkah, respon cepat dan tepat dari pemerintah yakni dengan audit menyeluruh.

Tidak hanya soal testing saja, lanjut Dikcy, perlu evaluasi jenis strategi testing hingga karantina. "Kita sudah salah strategi, dampaknya amat serius. Lolosnya kasus baik WNI dan WNA, akan memperburuk pandemi. Semuanya harus dilihat, dari quality control, intervensi di tracing, isolasi, hingga karantina. Harus dievaluasi menyeluruh," pintanya.

Baca juga : Ogah Kayak India, Pemerintah Terus Edukasi Warga Tak Mudik Dengan Terapkan PPKM Mikro

Apakah praktik semacam ini pernah berlangsung di negara lain? Dicky menyebut, ini baru kali pertama terjadi di Indonesia.

"Kalau praktik di dunia yang memakai barang bekas, saya cek, ini baru pertama di Indonesia. Kalau penipuan sertifikat, surat, adalah itu di belahan dunia lain. Tapi kalau penggunaan barang bekas, baru kali ini saya identifikasi hanya di Indonesia. Ini sangat memalukan, memprihatinkan, dan membahayakan," pungkasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.