Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Virus Corona yang mulai jinak selama 3 bulan kemarin, ngamuk lagi. Dua hari terakhir, kasus baru harian bertambah di atas 6 ribuan. Sementara jumlah kasus Corona hingga hari ini sudah mencapai 1,8 jutaan. Kalau virus sialan ini benar-benar tidak bisa dijinakkan, kasus Corona bisa tembus 2 juta.
Sejak awal Februari hingga sebelum Lebaran Idul Fitri, kasus Corona di Tanah Air cenderung melandai. Pada Sabtu (15/5), data kasus aktif harian hanya bertambah 2.385 kasus. Angka itu sangat jauh dibanding saat terjadi lonjakan kasus di awal tahun yang tiap harinya bisa mencapai 10 ribu sampai 15 ribuan.
Namun, sekitar 2 pekan setelah Lebaran sinyal peningkatan kasus mulai menguat. Mulai Minggu (16/5) lalu, jumlah kasus positif baru yang dilaporkan secara konsisten naik. Dalam 2 hari terakhir, sudah melampaui 6 ribu kasus per hari. Masing-masing, pada Sabtu (29/5) ada 6.565 kasus, lalu kemarin bertambah lagi 6.118 kasus. Sehingga, total kasus Corona sejak Maret 2020 sudah mencapai 1.816.041 kasus positif.
Baca juga : Israel Terapkan Jam Malam Di Kota Mayoritas Warga Arab
Akankah kasus Corona di sini menjadi 2 juta? Menurut Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, sebenarnya kasus Corona di Indonesia sudah lama tembus 2 juta kasus. Namun, tak terdeteksi. Penyebabnya, karena masih rendahnya testing yang dilakukan. Rata-rata hanya sepersepuluh jumlah kasus yang terdeteksi.
“Sebelum akhir tahun lalu sudah tembus 2 juta ya. Saat ini saya belum lihat lagi data terakhir, tapi yang jelas sudah lebih dua juta. Bahkan sudah di atas 3 juta,” kata Dicky, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Ia memperkirakan, ledakan kasus Corona pasca-lebaran akan mencapai puncaknya pada akhir Juni mendatang. “Prediksi saya itu adalah puncak yang kesekian dalam gelombang pertamanya Indonesia,” tambahnya.
Baca juga : Ini Cara Mudah Atur Perangkat Smart Home Yang Beragam
Kandidat PhD bidang Global Health Security and Pandemic ini membandingkan kondisi Indonesia dengan Malaysia, yang tengah dilanda ledakan kasus. Kurva kasus positifnya naik tajam.
Meskipun, jumlah kasus positif baru harian di Malaysia saat ini lebih tinggi dari Indonesia, terangnya, angka kematian akibat Covid di Indonesia sekitar 3 kali lipat lebih tinggi dari negeri jiran itu. Rata-rata ada sekitar 151 orang meninggal per hari dalam sepekan terakhir. Sementara di Malaysia, sekitar 64 orang.
“Di tengah minimnya 3T dan sistem pelaporan kita, angka kematian Indonesia jauh lebih tinggi dari Malaysia,” sebut Dicky.
Baca juga : Gubernur Sumut Berani Jewer Mantu Presiden
Selain itu, laju vaksinasi hingga test positivity rate di Malaysia juga jauh lebih unggul dari Indonesia. Itu membuktikan, Malaysia jauh lebih baik dalam mengendalikan Covid-19, ketimbang Indonesia. “Jumlah tes yg dilakukan di Malaysia per 1000 populasi 3 kali lebih tinggi dari Indonesia,” tandasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya