Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Masih Parah, Corona Tulari Nyaris 20 Juta Warga India

Senin, 3 Mei 2021 17:26 WIB
Beberapa tumpukan kayu kremasi pasien yang meninggal karena Covid-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu, 21 April 2021. Hal ini dilakukan karena ruang-ruang khusus kremasi sudah kewalahan menerima banyaknya jenazah yang akan dikremasi. [Foto: AP]
Beberapa tumpukan kayu kremasi pasien yang meninggal karena Covid-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu, 21 April 2021. Hal ini dilakukan karena ruang-ruang khusus kremasi sudah kewalahan menerima banyaknya jenazah yang akan dikremasi. [Foto: AP]

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam 12 hari terakhir hingga Senin (3/5/2021), India melaporkan, lebih dari 300.000 kasus baru virus Corona di negaranya. Angka ini membuat jumlah penderita Covid-19 di India nyaris menembus angka 20 juta kasus. Sementara jumlah warga meninggal naik 3.417 orang.

Dengan 368.147 kasus baru selama 24 jam terakhir, total infeksi di India mencapai 19,93 juta, sementara total kematian mencapai 218.959. Demikian data dari Kementerian Kesehatan India.

Baca juga : Pertamina Mulai Bayar Kerugian Warga Balongan

Namun para pakar kesehatan menilai, angka sebenarnya di seluruh negara berpenduduk 1,35 miliar itu, mungkin 5 hingga 10 kali lipat dari data resmi yang diumumkan.

Rumah-rumah sakit, kamar jenazah serta krematorium di seluruh India telah terisi penuh. Sementara pasokan oksigen medis terus menipis, akibat lonjakan kasus penularan Corona.

Baca juga : Digugat Nasabah, Ini Kata Pegadaian

Setidaknya, 11 negara bagian dan wilayah telah memberlakukan beberapa bentuk pembatasan demi membendung penularan kasus Covid-19. Meski demikian, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi masih enggan memberlakukan penguncian (lockdown) secara nasional, karena khawatir terhadap dampak ekonomi negaranya.

Lonjakan penularan Corona ini adalah krisis terbesar di India sejak Modi menjabat pada 2014. Dia dikritik karena tidak mengambil langkah sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus, dan membiarkan jutaan orang yang sebagian besar tidak memakai masker menghadiri perayaan Festival Kumbh Mela (Festival Kendi, ritual paling suci dalam agama Hindu) dan rapat umum politik yang ramai di lima negara bagian selama Maret dan April.

Baca juga : Langgar UU Karantina, Lima Warga India Diciduk

Meski menjadi produsen vaksin terbesar di dunia, India tidak memiliki cukup vaksin untuk warganya sendiri. Hanya sekitar 9% dari 1,4 miliar penduduknya yang telah mendapatkan vaksinasi.

Di saat yang sama, Inggris akan mengirim 1.000 ventilator lagi ke India. Perdana Menteri Boris Johnson dan Modi dijadwalkan melakukan pembicaraan pada Selasa (4/5). [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.