Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ingat, Jangan Coba-coba Buka Sekolah Jika Guru Dan Tendik Belum Divaksin

Jumat, 4 Juni 2021 17:07 WIB
Satriwan Salim/Ist
Satriwan Salim/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengapresiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi Covid-19

Langkah itu dinilai sebagai pedoman bagi Pemda dan sekolah dalam menyiapkan Pembelajaran Tatap Muka di awal tahun ajaran baru 2021/2022.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim mengatakan, pihaknya sangat memahami ancaman learning loss, meningkatnya angka putus sekolah dan angka perkawinan usia sekolah di beberapa daerah sebagai dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Bahkan, kata dia, sangat berpotensi mengancam bonus demografi Indonesia. Sebab, ini menyangkut kualitas SDM Indonesia sekarang dan nanti. 

Kendati begitu, Satriwan mengungkapkan kekhawatirannya tentang positivity rate yang masih tinggi di saat rencana sekolah tatap muka serentak Juli mendatang. 

Baca juga : Cegah Penyebaran Covid, ART Yang Balik Mudik Kudu Dikarantina

“Tentu opsi memaksa membuka sekolah akan mengancam nyawa, keselamatan dan masa depan siswa termasuk guru dan keluarganya,” ujar Satriwan.

Bagi P2G, kata dia, ada dua indikator mutlak sekolah bisa dimulai tatap muka di awal Tahun Ajaran Baru Juli 2021 nanti. Yakni, tuntasnya vaksinasi guru dan tenaga kependidikan.

Kemudian, sekolah sudah memenuhi semua daftar periksa kesiapan sekolah tatap muka, yang berisi 11 item. “Dua hal ini tidak bisa ditawar-tawar,” tegasnya.

Mengenai vaksinasi, Satriwan menilai proses vaksinasi guru dan tenaga pendidik molor dari yang ditargetkan. Dari semula Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan akan rampung Juni 2021 bagi lima juta pendidik dan tenaga kependidikan (tendik), ternyata hingga awal Juni ini baru sekitar 1 juta guru yang divaksin.

“Kami dari awal mendapatkan laporan dari jaringan P2G daerah, vaksinasi guru tendik memang lambat. Kami meminta kementerian terkait gercep, apalagi kita baru impor vaksin,” pinta guru SMA Labshool ini.

Baca juga : Diungkapkan Istri, Edhy Prabowo Biayai Sekolah Ratusan Anak-Anak

Persoalan kedua, pemenuhan daftar periksa kesiapan sekolah tatap muka yang diisi secara online oleh sekolah. Dia menjelaskan, dashboard daftar periksa ini dibuat Kemendikbud, per 4 Juni 2021, baru 54,36 persen sekolah yang mengisi.

Sebaliknya, masih ada 45,64 persen sekolah yang belum merespons daftar periksa ini. Padahal melalui dashboard tersebut, Pemerintah dapat memantau bagaimana kesiapan sekolah untuk melakukan pembelajaran tatap muka ditinjau dari aspek kesiapan prokes di satuan pendidikan. 

Perlu diketahui jumlah sekolah secara nasional adalah 535.782 sekolah. Untuk itu, lanjut Satriwan, Kemendikbud, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan Pemda mesti melakukan pemetaan. 

Yakni guru di sekolah dan daerah mana saja yang belum divaksinasi, baik belum vaksinasi tahap satu maupun tahap dua. 

“Melalui pemetaan ini pemerintah tidak gegabah meminta sekolah dibuka. Sebab risikonya keselamatan dan kesehatan warga satuan pendidikan dan keluarga mereka. Jika guru dan tendik belum divaksin, jangan coba-coba berani membuka sekolah,” dia mewanti-wanti.

Baca juga : Indonesia Kutuk Pengusiran Paksa Warga Palestina Oleh Israel, Dan Bentrokan Berdarah Di Masjid Al Aqsa

Satriwan juga menegaskan, terkait pemetaan sekolah, bagi sekolah yang sudah, Pemda (Dinas Pendidikan dan Kesehatan) wajib melakuan verifikasi dalam rangka assesment kesiapan sekolah dibuka. Melalui asesmen dan observasi, kesiapan sekolah lebih terdata dengan valid. 

Sedangkan bagi sekolah yang belum siap dari segi fasilitas sarana prasarana pendukung protokol kesehatan, maka kepala sekolah dibantu Pengawas dan Dinas Pendidikan segera memenuhi fasilitas pendukung prokes, yang biaya pengadaannya diambil dari Dana BOS. [NNM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.