Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bicara Isu BPA, Perhimpunan Dokter NU Dukung Aturan BPOM

Selasa, 8 Juni 2021 00:43 WIB
Galon guna ulang (Foto: Istimewa)
Galon guna ulang (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) ikut berbicara seputar isu bahaya Bisfenol A atau BPA pada galon guna ulang. PDNU mendukung aturan BPOM terkait keamanan galon guna ulang.

Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang sekaligus Ketua PDNU dr Muhammad S Niam. Namanya sempat dicatut dalam berita yang menyebutkan bahaya kandungan BPA.
 
“Selama ini dan sampai sekarang ini kita masih pakai air galon guna ulang itu kok. Kita masih support untuk penggunaannya. Secara praktis, kita masih menggunakan itu dimana-mana di tempat kerja juga,” ujar dr Muhammad, Senin (7/6).
 
Dia juga mengaku belum mendengar adanya penyakit karena meminum air galon guna ulang itu. “Belum, belum ada yang pernah terdengar menderita sakit karena telah meminum air galon guna ulang. Belum ada bukti air galon guna ulang itu membahayakan kesehatan. Nggak lah,” sambung dia..
 
Menurutnya, masyarakat baru percaya bahwa air galon guna ulang itu membahayakan kesehatan jika sudah dimuat dalam jurnal-jurnal ilmiah. Tapi, hingga saat inu belum ada dan masih berupa dugaan-dugaan saja.

"Ya nggak bisa dijadikan pedoman. Kita harus melihat jurnal-jurnal ilmiah terbarunya,” ucap Niam.

Karenanya, dia meminta PBNU maupun PDNU tetap mendukung BPOM terkait air guna ulang. “Kalau mereka katakan aman, ya itu pasti aman,” tegasnya.
 
Sebelumnya, muncul isu mengenai bahaya BPA yang memelintir pernyataan dr. Makki Zamzami, Bendahara PDNU. Seolah-olah ia menyampaikan bahwa BPA yang terdapat pada galon guna ulang berbahaya bagi usia rentan khususnya bagi bayi, balita, dan janin pada ibu hamil.

Berdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap air minum dalam kemasan atau AMDK yang terbuat dari Polikarbonat (PC) selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa migrasi BPA di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman.
 
“Untuk memastikan paparan BPA pada tingkat aman, Badan POM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Peraturan ini mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan PC,” bunyi rilis BPOM.
 
Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) juga menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA. Karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan.

EFSA menetapkan batas aman paparan BPA untuk konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari. Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari. Penelitian tentang paparan BPA (Elsevier, 2017) menunjukkan kisaran paparan sekitar 0,008-0,065 mikrogram/kg berat badan/hari, sehingga belum ada risiko bahaya kesehatan terkait paparan BPA.

Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.