Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Corona Menggila, Siapa Yang Salah

Luhut Jawabnya Begini, Ganjar Jawabnya Begitu

Kamis, 17 Juni 2021 07:30 WIB
Kolase foto Luhut Binsar Pandjaitan dan Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa)
Kolase foto Luhut Binsar Pandjaitan dan Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Politisi PDIP ini menerangkan, keputusannya mengirim warga ke Asrama Haji itu karena Kudus tidak punya isolasi terpusat. Dia mengakui, ada sedikit paksaan kepada warga Kudus yang positif Covid-19 agar mau dijemput TNI-Polri dan dibawa ke isolasi terpusat di Asrama Haji Donohan.

“Kalau kita membiarkan orang isolasi di rumah itu saja, sama dengan menyebarkan penyakit dengan sukarela. Maka, kita sedikit represif," akunya.

Ganjar pun meminta masyarakat dan Pemerintah Daerah saling membantu dan menjaga satu sama lain demi mencegah penyebaran virus Corona. Protokol kesehatan 5M dan 3T harus dilakukan dan ditingkatkan. “Mohon maaf, supaya tidak banyak yang meninggal, dan bisa tertangani secepatnya," imbuhnya.

Baca juga : Ganjar Jawab Dengan Guyon

Komunikolog Emrus Sihombing mengapresiasi sikap Ganjar yang rela disalahkan masyarakat. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu ciri pemimpin yang baik. “Pemimpin memang seharusnya begitu. Tidak menyalahkan orang lain,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sementara, untuk sikap Luhut yang menyalahkan semua pihak, Emrus menganggapnya sebagai pola komunikasi yang salah. Pola komunikasi itu takkan berhasil mengubah perilaku masyarakat. Yang timbul justru penentangan.

Emrus menjelaskan, penanganan Covid-19 itu, utamanya di hulu. Yaitu, menumbuhkan kesadaran, membentuk sikap, dan perubahan perilaku menaati protokol kesehatan. Semua hal itu bisa dicapai dengan komunikasi yang baik.

Baca juga : Ganjar-Khofifah Ujiannya Berat

“Kalau kita bicara hierarchy of effect, itu persoalan komunikasi. Kalau masih ada yang belum taat, artinya komunikasi Pemerintah lemah untuk menyadarkan masyarakatnya,” terangnya.

Dia menyarankan, pemerintah harus melakukan evaluasi komunikasi publik. Selama ini, komunikasi pemerintah lemah, sehingga banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan. “Kalau masyarakat masih juga mudik ataupun berkerumun, artinya ada komunikasi yang salah dan belum pas,” cetusnya.

Dia juga kasih saran, Pemerintah merangkul pakar komunikolog, psikolog, ataupun sosiolog dari berbagai daerah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat. Dengan begitu, keinginan Pemerintah bisa diterima dan dilakukan dengan baik oleh masyarakat. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.