Dark/Light Mode

Ada Istry, Informasi Kemoterapi Kanker Kini di Ujung Jari

Sabtu, 26 Juni 2021 11:15 WIB
Aplikasi Istry (Foto: Istimewa)
Aplikasi Istry (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kanker adalah tumor ganas yang menyerang salah satu organ dan dalam perkembangannya dapat menyebar ke banyak organ tubuh lain. Salah satu terapi kanker adalah dengan sistemik menggunakan obat, atau yang banyak dikenal dengan istilah kemoterapi.

Perkembangan terapi sistemik dalam penanganan kanker mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai obat baru, baik kemoterapi maupun terapi target, terus bermunculan. Namun, perkembangan informasi yang masif ini tidak semuanya dapat terekam dalam memori para dokter. Untuk itu,  Indonesian Sistemic Therapy (Istry) lahir.

“Istry adalah sebagian kontribusi Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia untuk penanganan kanker di Indonesia. Ini adalah aplikasi gawai pintar pertama di Indonesia yang dapat menyediakan informasi bagi dokter untuk mengambil keputusan klinis dalam bidang terapi sistemik kanker,” kata Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk,  dalam peluncuran Istry, di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Jumat (25/6).

Istry adalah aplikasi mobile berbayar berbasis android yang menyediakan platform interaktif bagi tenaga medis untuk memperoleh informasi tentang terapi kanker terbaru yang beredar di Indonesia. Terutama kanker payudara, kanker tiroid, kanker kepala leher, kanker jaringan lunak, kanker kulit, dan limfoma.

Project Manager Istry dr. Febriyanto Kurniawan, SpB(K)Onk, menyampaikan bahwa sasaran pengguna aplikasi ini adalah dokter ahli bedah onkologi, dokter ahli hematologi onkologi, dan dokter bedah umum yang menangani pasien kanker. Dengan aplikasi Istry, dokter dapat langsung menghitung dosis obat kemoterapi, obat hormonal, dan obat penunjang terapi kanker lainnya. "Ini akan sangat memudahkan dokter serta meningkatkan ketepatan terapi, yang akhirnya akan menguntungkan pasien,” ujarnya.

Aplikasi Istry juga memiliki fitur informasi cara pemberian/administrasi obat serta data efek samping obat kemoterapi dan terapi target. “Data efek samping ini penting karena seringkali pasien bertanya tentang efek samping bahkan sebelum kemoterapi dimulai,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, aplikasi ini akan dievaluasi dan diperbaharui setiap 2 tahun untuk menjamin akurasi dan kekinian informasi.

Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof. Abdul Kadir, ikut hadir dalam peluncuran aplikasi Istry. Dia menyampaikan selamat kepada Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia yang telah membangun aplikasi ini.

“Saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada teman-teman ahli bedah onkologi yang telah mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam pelayanan kesehatan. Semoga aplikasi ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh para dokter di Indonesia yang merawat pasien kanker,” ucap Prof. Kadir. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.