Dark/Light Mode

Penurunan Mobilitas Di Bawah Target

Kemenhub Makin Perketat Perjalanan Di Jabodetabek

Sabtu, 10 Juli 2021 07:00 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginstruksikan untuk memperketat perjalanan menggunakan transportasi umum dan pribadi, guna menurunkan tingkat pergerakan/mobilitas masyarakat di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek. (Foto : Dok. Kemenhub).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginstruksikan untuk memperketat perjalanan menggunakan transportasi umum dan pribadi, guna menurunkan tingkat pergerakan/mobilitas masyarakat di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek. (Foto : Dok. Kemenhub).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperketat aturan perjalanan transportasi pribadi dan umum di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Dan Bekasi (Jabodetabek). Langkah ini diambil setelah masih padat­nya mobilitas masyarakat se­lama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.

“Ini dilakukan agar kita se­mua bisa lebih menekan pergerakan masyarakat sehingga mobilisasi menurun,” kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam konferensi pers virtual di Jakarta, kemarin.

Adita menungkapkan, dari data Koordinator PPKM Daru­rat, mobilitas masyarakat masih belum menurun signifikan.

Sampai pada tanggal 8 Juli ini, untuk DKI hari pertama 6 Juli baru turun 22,8 persen, hari kedua 7 Juli 22,6 persen, lalu 8 Juli malah lebih kecil penurunan hanya 16,7 persen.

Baca juga : Masih Banyak Yang Keluyuran, Kemenhub Perketat Syarat Perjalanan

Sementara, target yang diberikan koordinator PPKM Darurat diharapkan mobilitas masyarakat bisa turun sampai 50 persen.

“Tren pergerakannya masih tinggi, ini yang kemudian menjadi acuan kami bersama memperkuat syarat perjalanan khususnya di wilayah aglomerasi,” ujarnya.

Adita juga memastikan untuk perjalanan dalam kota atau wilayah aglomerasi, tidak wajib menunjukkan kartu vaksin atau hasil PCR negatif.

Dirjen Perhubungan Darat Ke­menhub Budi Setiyadi mengatakan, angka penumpang kendaraan bus maupun pribadi yang datang dan keluar dari Jakarta mengalami penurunan dibandingkan masa sebelum PPKM Darurat.

Baca juga : Mobilitas Pengguna KA Rata-rata Turun 33 Persen, Semoga Pertanda Baik

“Untuk angkutan bus di se­jumlah terminal, kata Budi, penurunannya bervariasi sekitar 30 sampai dengan 60 persen,” ungkapnya.

Sementara, untuk angkutan penyeberangan di Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk turun sekitar 30 persen. Lalu, untuk angkutan logistik tetap sama cenderung ada peningkatan.

Dirjen Perketaapian Zulfikri mengungkapkan, untuk kereta api jarak jauh menurun signifi­kan hingga 70 persen.

“Sementara, kereta api perko­taan di Bandung Raya juga menurun 70 persen. Begitu juga KRL Jogja-Solo juga menurun sekitar 51 persen. Namun, untuk KRL Jabodetabek penurunan­nya masih sekitar 28 persen,” tuturnya.

Baca juga : PPKM Darurat, Kemendagri Minta Pemda Percepat Penyaluran Bansos

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti menjelaskan, dari hasil pantauannya, pergerakan kendaraan pribadi dan umum yang menuju Jakarta, tercatat untuk kendaraan pribadi menurun 28 persen dan angkutan umum 15 persen.

Sedangkan untuk pergerakan kendaraan yang keluar Jakarta, tercatat untuk kendaraan pribadi menurun 24 persen dan angkutan umum menurun 14 persen. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.