Dark/Light Mode

Nutrisi Tepat Tingkatkan Imun Anak Di Tengah Lonjakan Covid-19

Sabtu, 17 Juli 2021 21:32 WIB
Nutrisi tepat bagi anak/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Nutrisi tepat bagi anak/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Oleh karena itu, saat menjadi ibu, selain menyiapkan mental, Zaskia juga membekali dirinya dengan pengetahuan terutama makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan anak. “Saya tidak ingin anak-anak kelak merasakan apa yang saya rasakan saat ini,” jelas Zaskia.

Karena itu, pada saat dua anaknya terkena Covid-19 beberapa waktu lalu, Zaskia mengaku tidak begitu kesulitan menangani asupan makan anaknya. “Pastinya anak-anak saat sakit nafsu makannya berkurang. Karena itu, saya menyiasati dengan membiarkan mereka memilih menu namun tetap dalam koridor makanan bergizi dan rendah gula garam lemak,” paparnya.

Edukasi Berkelanjutan
Mengonsumsi makanan bergizi sangat penting untuk membangun kekebalan tubuh yang kuat agar terlindung dari infeksi virus, serta memberikan perlindungan ekstra pada anak. Karena itu, dalam upaya melindungi anak dari paparan Covid-19, sekaligus mencegah stunting dan gizi buruk, yang perlu dilakukan adalah memastikan anak mengkonsumsi makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan gizinya. Selain itu, yang juga perlu diwaspadai adalah asupan gula garam lemak (GGL) pada anak agar tidak berlebihan.

Berdasarkan Analisis data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI), sebanyak 29,7 persen penduduk Indonesia atau setara dengan 77 juta jiwa sudah mengonsumsi GGL melebihi rekomendasi WHO: gula (>50 gram/hari), garam (>5 gram/hari), dan lemak (>67 gram/hari). Hal ini yang memperburuk persoalan kesehatan di Indonesia. 

Pada usia yang lebih dini, konsumsi gula berlebih pada anak terlihat dengan masih banyak orang tua yang memberikan kental manis pada balitanya sebagai pengganti ASI. Padahal produk kental manis mengandung gula lebih dari 50 persen dan merupakan jenis susu yang peruntukan bukan sebagai minuman harian anak, melainkan bahan tambahan makanan dan minuman.

Jelas terlihat, yang dibutuhkan masyarakat adalah edukasi yang berkelanjutan yang yang diiringi dengan perbaikan kebiasaan, pola asuh dan konsumsi keluarga. Oleh karena itu, meski saat ini Indonesia masih menghadapi badai pandemi, namun program-program pencegahan stunting harus tetap di prioritaskan. Bila tidak, kebutuhan nutrisi dan perkembangan anak-anak Indonesia jelas terdampak.

Ketua VII PP Muslimat NU Erna Yulia Soefihara menyatakan, akan terus memberikan informasi tentang edukasi susu kental manis ke masyarakat, terutama di masa pandemi seperti saat ini. “Terutama masyarakat di daerah mereka kurang sosialisasi, maka tidak heran temuan kami masih banyak masyarakat beranggapan kental manis dapat menggantikan ASI. Anak diberi kental manis jadi anteng, padahal ini justru merusak gizi anak,” tuturnya.

Oleh karena itu, dalam rangka mendukung upaya Pemerintah mengejar target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU berkomitmen melakukan edukasi gizi secara berkesinambungan. Hingga pertengahan 2021, telah dilakukan edukasi hampir di seluruh kota di Indonesia serta menjangkau hampir 6 juta kader PP Muslimat NU dan masyarakat luas. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta pemenuhan asupan gizi anak dalam rangka perlindungan anak dari gizi buruk, stunting dan ancaman Covid-19. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.