Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali akan dilonggarkan bertahap jika setelah 26 Juli terjadi penurunan jumlah kasus. Seperti diketahui, PPKM Darurat Jawa-Bali yang berakhir pada Selasa (20/7), diperpanjang hingga Minggu (25/7).
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mempertanyakan kriteria dan data berbasis ilmu pengetahuan jika benar PPKM Darurat dilonggarkan.
"Itu persiapan tanggal 26 Juli. Ya seperti itu yang saya baca. Bukan perpanjangan PPKM Darurat. Pelonggaran PPKM Darurat tanggal 26 Juli, dipersiapkan selama lima hari ini," kata Pandu Riono kepada wartawan, Rabu (21/7).
Baca juga : Puan: Vaksinasi Jangan Sampai Terhenti Karena Stok Habis!
Pandu mengingatkan, harus ada kriteria dan data akurat yang berbasis ilmu pengetahuan saat akan melakukan pengetatan ataupun pelonggaran.
"Selama ini kan tidak menggunakan kriteria yang jelas, kriteria epidemiologi, kriteria dari surveillance," ingatnya.
Yang paling penting, kata Pandu, adalah tren peningkatan kasus berkaitan dengan jumlah testing. Ini amat menentukan kebijakan yang akan diambil. Sebab Pandu melihat, tren kasus harian Corona menurun selaras dengan testing yang juga anjlok. Jika datanya demikian, maka tak bisa menyimpulkan pandemi terkendali.
Baca juga : 4 Pemain Asing Persela Lamongan Siap Tarung Di Kompetisi Liga 1
"Kasus harian, memang trennya konsisten menurun signifikan? Apakah tren testing-nya juga naik? Kalau tren kasusnya menurun tapi testing-nya juga turun, ini jangan dipercaya. Harusnya testing naik terus, karena kita menekan dari angka positivity rate-nya," kritik Pandu.
Asal tahu saja, ini adalah penurunan jumlah orang dites PCR/antigen secara konsisten dalam 4 hari berturut-turut, sejak Minggu (18/7). Total orang yang dites PCR/TCM pada Minggu (18/7), berjumlah 82.794 orang. Atau turun dari 106.319 pada Sabtu (17/7). Senin (19/7), angkanya turun lagi menjadi 71.916. Selasa (20/7) melorot lagi menjadi 69.631 dan Rabu (21/7), 65.312.
Pandu pun mencontohkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat PSBB yang menggunakan kriteria dalam pengetatan dan pelonggaran aktivitas warga. Menurut Pandu, ada tahapan yang digunakan untuk melonggarkan aktivitas warga.
Baca juga : Kadin Dorong Perusahaan Ikut Program Vaksinasi Gotong Royong
"Kita dulu kita pernah mengembangkan bersama dengan Pemda DKI bagaimana pelonggaran PSBB, ada kriterianya. Tahapan pertama, apa saja yang dilonggarkan. Tahapan kedua apa saja yang dilonggarkan, itu harus yang dipakai. Dengan PPKM ini, nggak ada kriteria apa pun, tiba-tiba diketatkan," ucapnya.
"Pemerintah pusat kemarin ada level empat, level tiga, kenapa nggak dipakai itu? Itu jadi pertanyaan besar. Seharusnya itu dipakai, kenapa sudah mulai akan dilonggarkan. Kalau tidak terpenuhi, jangan dipaksa. Kita akan jadi kesulitan menangani mengendalikan pandemi," tegasnya. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya