Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Antibodi Vaksin Sinovac Anjlok Setelah 6 Bulan, Haruskah Panik?
Rabu, 28 Juli 2021 22:27 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Riset terbaru mengungkap fakta, antibodi pasca vaksinasi Sinovac menyusut setelah 6 bulan.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel darah usia dewasa 18 hingga 59 tahun, pada dua kelompok penelitian, masing-masing 50 peserta.
Bagi sebagian orang, kabar ini membikin resah. Namun, Pakar Bioteknologi yang juga Associate Professor Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo PhD menyarankan publik, agar tak serta-merta panik.
Baca juga : Pancamain Bikin Anak Senang Dengan Pancasila
"Kenapa harus panik? Toh panik tidak akan menaikkan jumlah antibodi yang turun. Memang kenapa kalau turun? Vaksin lain juga begitu. Penyintas Covid juga turun antibodinya, setelah beberapa bulan," kata Bimo via laman Instagramnya, Rabu (28/7).
Bimo menjelaskan, ketika terinfeksi virus atau divaksin, antibodi akan terbentuk.
Tapi, antibodi ini akan pelan-pelan hilang, jika virusnya sudah tidak ada. Yang tertinggal adalah sel B dan sel T memori.
Baca juga : Urusan Perut Harus Hati-hati
"Antibodi itu kayak tentara. Dia keluar barak, kalau ada musuh. Kalau musuhnya sudah hilang, ya dia kembali ke barak. Bukannya malah keluyuran ke mana-mana," terang Bimo.
"Kita punya sel memori yang terbentuk, setelah terinfeksi atau divaksin. Sel memori inilah yang akan memanggil pasukan antibodi dari barak, ketika musuh kembali datang," sambungnya.
Ketika pertama terinfeksi virus, tubuh butuh waktu lama untuk menghasilkan antibodi.
Baca juga : Moeldoko: Vaksin Berbayar Alternatif Buat Masyarakat, Nggak Ada Paksaan
Namun pada infeksi kedua, antibodi lebih cepat dihasilkan, karena ada sel memori yang mengingat infeksi sebelumnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya