Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Eijkman: Kasus Varian Delta Plus Baru 1, Di Mamuju

Minggu, 1 Agustus 2021 20:58 WIB
Kepala Eijkman Prof Amin Subandrio (Foto: Istimewa)
Kepala Eijkman Prof Amin Subandrio (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengklarifikasi bahwa dua kasus Covid-19 yang dilaporkan terjadi di Jambi bukan varian Delta Plus. Setelah diteliti, dua kasus tersebut merupakan varian lokal.

"Yang di Jambi itu harus dikoreksi. Masuknya bukan ke Delta Plus, tapi kelompoknya varian lokal Indonesia B1466.2," kata Kepala Eijkman Prof Amin Subandrio, seperti dikutip Antara, Minggu (1/8)

Baca juga : Tenang, Varian Delta Plus Masih Bisa Terdeteksi Lewat Tes PCR Dan Antigen

Sebelumnya, lembaga penelitian Pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran ini melaporkan terdapat dua varian Delta Plus yang terkonfirmasi di Jambi serta satu kasus yang sama di Mamuju. Setelah diteliti lebih lanjut, yang terkonfirmasi varian Delta Plus hanya yang di Mamuji.

"Pada hari ini ada perubahan berdasarkan kajian molekuler lebih dalam. Ternyata Delta Plus itu baru satu, yaitu yang di Mamuju," katanya.

Baca juga : Varian Delta Plus Sudah Tiba Di Tanah Air, Benarkah Lebih Mematikan?

Amin mengatakan, varian Delta Plus adalah turunan dari varian Delta yang mengalami satu tambahan mutasi. Struktur asam amino leusin pada bagian protein diganti dengan Asparagin (N).

Apakah varian Delta Plus memiliki sifat lebih bahaya daripada Delta? Amin mengemukakan, hingga saat ini pihaknya belum memiliki bukti yang cukup kuat. "Karena jumlah isolatnya juga masih sedikit," ujarnya.

Baca juga : Paramount Land Kenalkan Kota Baru Di Barat Jakarta

Amin menambahkan, berdasarkan pengamatan terhadap kasus-kasus yang ada di Tanah Air, varian Delta belum memiliki data secara ilmiah bisa bisa menyebabkan gejala lebih berat. "Kita lihat yang terinfeksi varian Delta tidak semuanya berat dan pasien berat saat ini tidak semuanya Delta. Jadi hubungan Delta dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas untuk di Indonesia itu belum ada dukungan bukti yang kuat," ujarnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.