Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mega Menangisi Jokowi

Kamis, 19 Agustus 2021 08:00 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang-bincang dengan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri seusai memberikan pengarahan kepada para Purnapaskibraka tahun 2021 yang juga ditetapkan menjadi Duta Pancasila di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/8/2021). (Foto: @Biro Pers)
Presiden Joko Widodo berbincang-bincang dengan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri seusai memberikan pengarahan kepada para Purnapaskibraka tahun 2021 yang juga ditetapkan menjadi Duta Pancasila di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/8/2021). (Foto: @Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Raut wajah Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri tiba-tiba berubah saat bercerita soal Presiden Jokowi. Mukanya memerah, matanya berkaca-kaca. Bicara yang sebelumnya lancar, mendadak tercekat. Mega nangis di depan kamera, saat acara masih berlangsung. Dia mengaku sedih, kader kesayangannya di PDIP itu, dihujat dan dihina dengan sebutan yang tak pantas.

Tangisan itu pecah di ujung pidato. Ketika, Ketua Umum PDIP itu diminta memberi sambutan peletakan batu pertama pembangunan perlindungan kawasan suci Pura Agung Besakih, Bali secara virtual, kemarin. Ia mendapat giliran setelah Gubernur Bali, Wayan Koster.

Baca juga : Pengawasan Melekat Bansos

Mega yang tampil dengan kebaya warna emas, masih menebarkan senyum di awal-awal pidatonya. Ada sejumlah guyonan yang dilemparkannya. Misalnya, dia mengaku heran kenapa dirinya yang dipilih untuk menyampaikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama di kawasan suci umat Hindu di Bali itu. Padahal, semua tahu, dirinya adalah orang Islam.

“Saya merasa sangat terhormat,” ungkap Mega, disambut tepuk tangan hadirin yang ikut dihadiri secara langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, itu.

Baca juga : Meredam Kebangkitan Virus

Kendati demikian, ia mengakui bahwa dirinya dengan Bali tak bisa dipisahkan. Karena neneknya, atau ibu dari Presiden Soekarno adalah orang Bali. “Jadi saya pun jadi bagian dari orang Bali,” sambungnya.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu juga menceritakan kenangannya ketika diajak Bung Karno ke Bali ketika masih kecil. Ia masih ingat nama orang yang ditugasi menyiapkan sesajen setiap hari di Tampaksiring, yakni Sang Ayu Made. Mega yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar ikut serta membantunya.

Baca juga : Mengenang Enny Sri Hartati

Sebagai orang yang berdarah Bali, ia bangga melihat kearifan lokal yang masih dipertahankan hingga saat ini. Tak tergiur dengan budaya asing. Tak heran, sebutnya, jika di luar negeri, Bali bahkan lebih dikenal ketimbang Indonesia.

“Kalau saya pergi ke luar negeri, asal ditanya kamu orang mana, ‘oh I’m from Indonesia’, terus mereka nanya, ‘where is Indonesia?’ Saya selalu bilang ‘do you know Bali?’ Coba bayangkan kan terbalik ya,” tutur Mega.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.