Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mural Lapar Makin Bertebaran

Takut Suara Sirine Ambulans, Takut Suara Perut Keroncongan

Sabtu, 21 Agustus 2021 08:16 WIB
Mural takut suara sirine dan suara keroncongan di Bogor. (Foto: Instagram/bonse_xy)
Mural takut suara sirine dan suara keroncongan di Bogor. (Foto: Instagram/bonse_xy)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembuatan mural semakin marak. Isinya tidak hanya soal kritik. Ada juga yang menggambarkan kesusahan dan kepedihan rakyat di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya, takut sirine ambulans dan takut mendengar suara perut keroncongan.

Setelah heboh mural Jokowi "404: Not Found", ditemukan banyak mural lain yang bertebaran di tembok-tempok pinggir jalan raya, di berbagai kota. Isinya unik-unik dan menarik perhatian pengguna jalan. Kebanyakan menggambarkan kondisi masyarakat saat pandemi Covid-19.

Contohnya, di Tangerang, Banten, ada mural bertuliskan "Tuhan, Aku Lapar" dan "Wabah Kelaparan". Lalu, di Bangil, Jawa Timur, ada mural bertuliskan "Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit".

Sekelompok orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tak mau ketinggalan. Hanya dengan modal sebotol cat, mereka membuat mural bertuliskan "Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan".

Mural yang lebih menohok ditemukan di Bogor, Jawa Barat. Dengan latar hitam, mural itu bertuliskan "Dua Hal yang Kutakutkan Suara Sirine Ambulans dan Suara Perut Keroncongan". Mural itu kemudian ramai dibahas warganet setelah diunggah akun Instagram @bonse_xy.

Pihak Kepolisian tidak mempermasalahkan mural-mural itu. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono menilai, mural merupakan karya seni untuk menyampaikan aspirasi. "Mural itu bentuk ekspresi seseorang yang dituangkan dalam bentuk gambar," katanya, kemarin.

Justru, kata dia, Polri mengucapkan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberikan inspirasi dalam bentuk lukisan. Jadi, mural-mural yang saat ini bertebaran tidak akan ditindak responsif. "Sesuai dengan yang disampaikan Kabareskrim, kami tidak represif. Kami hargai ekspresi masyarakat yang dituangkan dalam suatu bentuk karya seni," jelas mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.

Sebelumnya, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menyebut, kritik terhadap Pemerintah tak jadi persoalan serius. Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo enggan mempermasalahkan mural-mural itu. "Tapi, kalau fitnah, memecah belah persatuan dan kesatuan, intoleran, ya pasti kami tangani," tegas Agus.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.