Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jawa-Bali Normal Lagi

WHO Kasih Peringatan 

Sabtu, 21 Agustus 2021 08:35 WIB
Pemakaman pasien Covid-19. (Foto: Tedy O Kroen/RM)
Pemakaman pasien Covid-19. (Foto: Tedy O Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kembali membuat laporan mingguannya terkait perkembangan Covid-19 di Indonesia. WHO mengingatkan Pemerintah agar hati-hati dalam melonggarkan pembatasan sosial. Organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss, itu melihat mobilitas sosial di Jawa-Bali saat ini sudah kembali tinggi. WHO meminta Pemerintah segera membatasi mobilitas untuk membendung penularan Covid-19. 

Warning WHO itu disampaikan dalam laporan edisi 18 Agustus 2021, seperti dikutip Reuters, kemarin. Dalam pengantarnya, badan khusus kesehatan di bawah PBB ini melaporkan, Indonesia telah memperketat pembatasan sosial dengan PPKM sejak awal Juli lalu. Namun, sejak 26 Juli, Pemerintah mulai mencabut beberapa aturan pembatasan sosial. Akibatnya, mobilitas masyarakat kembali meningkat. 

Peningkatan mobilitas paling signifikan terlihat di sektor ritel dan rekreasi di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan yang keluyuran  sekitar 97 juta orang. Ruang ritel dan rekreasi mengacu pada restoran, kafe, pusat perbelanjaan, perpustakaan, museum, dan taman hiburan.

Bahkan, kata WHO, kalau merujuk data Google Mobility Report di pekan kedua Agustus, mobilitas masyarakat mencapai tingkat tertinggi sejak Februari 2020. Karena itu, WHO mengimbau Pemerintah segera bertindak untuk mencegah terjadinya kenaikan kasus Corona

"Perumusan rencana konkret dan tindakan mendesak sangat penting untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak peningkatan mobilitas pada transmisi dan kapasitas sistem kesehatan," demikian bunyi laporan tersebut.

WHO lalu mengingatkan bagaimana Indonesia di Juli lalu pernah jadi pusat Corona karena serangan varian Delta. Saat itu, kasus harian pernah mencapai 56 ribu. Akibatnya, rumah sakit di Jawa kekurangan tempat tidur dan oksigen. Memang, kasus harian sudah turun secara signifikan menjadi sekitar 15.000-an pada 18 Agustus . Namun, tingkat pengujian juga turun dan tingkat positif dan kematian tetap tinggi.

Sejak 17 Agustus, pemerintah mulai melonggarkan aturan PPKM Level 4. Pusat perbelanjaan dibuka dengan kapasitas 50 persen, karyawan esensial dan domestik sudah bisa bekerja di kantor, dan rumah makan pun sudah bisa melayani makan di tempat dengan kapasitas 20 persen. 

Kekhawatiran lonjakan kasus yang disampaikan WHO ini tidak berlebihan. Sampai saat ini, kasus Corona masih tinggi, meski tak seperti di bulan lalu. Kemarin misalnya, ada tambahan kasus sebanyak 20.004. Dengan tambahan itu, kini total positif mencapai 3.950.304 kasus.

Untuk angka kematian, bertambah 1.348 orang, sehingga totalnya sudah mencapai 123.981 orang. Kasus kematian Corona di Indonesia belum melandai sejak awal Juli 2021. Kematian masih bertambah di atas 1.000 orang per hari, sejak beberapa pekan terakhir. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.