Dark/Light Mode

Jangan Takabur Karena Kasus Positif Aktif Turun, Faktanya Kasus Kematian RI Tertinggi Di Dunia

Sabtu, 21 Agustus 2021 10:05 WIB
Warga berduka, meratapi kepergian orang tercintanya yang kalah berjuang melawan Covid-19. (Foto: Tedy Kroen/RM)
Warga berduka, meratapi kepergian orang tercintanya yang kalah berjuang melawan Covid-19. (Foto: Tedy Kroen/RM)

 Sebelumnya 
e. Tingkatkan Vaksinasi

Target  1 atau 2 juta per hari harus dapat terlaksana secara konsisten. Cakupan vaksinasi pada lansia yang masih belum optimal, juga harus dimaksimalkan.

f. Penanganan Pasien Isoman 

Menurut Prof. Tjandra, penanganan pada isoman terdiri dari 4 hal penting. 

Baca juga : Kasus Positif Naik 20.004, Sumut Dan Bali Masuk 5 Besar, DKI Membayangi

"Pertama dan utama adalah evaluasi keadaannya secara rutin setidaknya 2 kali sehari. Mulai dari suhu dengan termometer, saturasi oksigen dengan oksimeter  serta perubahan gejala yang terjadi. Termasuk, perubahan pada penyakit komorbid yang ada," papar Prof. Tjandra.

Selain itu, pasien/keluarga pasien baiknya berkomunikasi dengan petugas kesehatan secara rutin, setiap hari.

Ini dapat dilakukan dengan telpon/WA ke rumah sakit atau Puskesmas, atau lewat Telemedicine yang disediakan pemerintah.

"Setidaknya selalu berkomunikasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain yang dikenal," tutur mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)/Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan ini.

Baca juga : Jabar Kini Di Puncak, Kematian Harian Di Lampung Masuk 5 Besar

Penanganan pasien komorbid sangat penting. Karena kalau komorbidnya memburuk, maka bisa memperburuk Covid-nya juga.

Mereka yang isoman harus tetap menjaga pola hidup bersih sehat, selalu makan bergizi, melakukan aktivas fisik, istirahat yang cukup, serta mengelola stress dengan baik.  

g. Penanganan pasien di rumah sakit

Dalam menangani pasien gawat dan kritis di rumah sakit, perlu ketersediaan ruang isolasi, ICU dengan peralatannya, serta obat-obatan Tocilizumab, immunoglobulin intravena, atau antibodi monoklonal dan sebagainya.

Baca juga : Kasus Positif Nambah 20.741, DIY Masuk 5 Besar, Jateng Anteng Di Puncak

"Yang paling utama adalah peran sentral tenaga kesehatan. Mereka harus mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugasnya, jam kerja yang wajar, keamanan kerja dengan alat pelindung duri (APD) yang memberi proteksi maksimal, serta pemenuhan hak mereka dalam menjalankan tugas," tandas Prof. Tjandra. [HES]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.