Dark/Light Mode

Sarankan PTM Ditunda, Irma Minta Nadiem Berkaca Pada Kasus India

Selasa, 31 Agustus 2021 13:57 WIB
Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago (Foto: Istimewa)
Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menyesalkan sikap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang keukeuh menyelenggarakan Pendidikan Tatap Muka (PTM) di tengah kondisi yang belum betul-betul aman dari Covid-19. Irma khawatir, kebijakan tersebut bisa membuat kasus Covid-19 menolanjak kembali.
 
Irma paham, saat ini kasus penyebaran Covid-19 mulai melambai. Terutama di DKI Jakarta. Tetapi, belajar dari kejadian di Korea, India, serta di banyak negara, jika regulasi terkait dengan pembatasan belum betul-betul tuntas memutus mata rantai penyebaran, pembukaan kegiatan bisa membuat kasus Covid-19 melonjak lagi.
 
Karena itu, mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 ini meminta Nadiem menunda PTM itu. “Sebaiknya Nadiem berpikir ulang untuk segera melaksanakan PTM,” ucapnya, Selasa (31/8). 
 
Mantan Anggota Komisi IX DPR ini mengingatkan, melandainya penyebaran Covid-19 karena regulasi pengetatan aktivitas masyarakat yang utama, yaitu pembatasan kegiatan. Jadi, bukan sekadar cuci tangan dan pakai masker. 
 
Irma menambahkan, masker tidak terlalu efektif jika social distancing diabaikan. Masker KN95 saja tingkat efektivitasnya hanya 80 persen. Artinya, 20 persennya masih bisa ditembus virus ini. Apalagi masker-masker biasa yang dipakai masyarakat.
 
“Maka, menurut saya, Nadiem harus berhati-hati memutuskan pelaksanaan PTM. Jika sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, menteri satu ini harus bertanggung jawab, karena mengabaikan keselamatan jiwa anak-anak sekolah hanya demi mengejar ketertinggalan. Langkah Nadiem ini kontraproduktif dengan pernyataannya bahwa ijazah bukanlah satu-satunya alat ukur kemampuan siswa,” ucap Irma.
 
Untuk itu, lanjutnya, Nadiem sebaiknya tidak perlu terburu-buru memberlakukan PTM. Sebab, risikonya sangat besar jika disiplin sekolah dalam mengawasi prokes tidak ketat. Apalagi, dilihat dari keseharian, anak-anak tak bisa menerapkan protokol 3M dengan ketat.
 
“Intinya, jangan merasa kondisi sudah aman saat ini dengan tren yang mulai melandai. Jadikan India, Singapura, dan Vietnam sebagai contoh,” tutup Irma. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.