Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Mantan Direktur WHO: Jangan Lupa, Genjot Vaksinasi Dosis Kedua Dan Lansia Yang Masih Minim
Kamis, 2 September 2021 14:28 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia yang juga mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengapresiasi capaian penyuntikan 100 juta dosis vaksin pada 31 Agustus lalu.
Namun, ia mengingatkan 5 hal tentang vaksin yang sekarang ini dipakai di Tanah Air. Pertama, vaksin tersebut sudah selesai uji klinik fase 3 interim, dan baru terbukti efikasinya setelah 2 kali suntik.
Kedua, vaksin tersebut memang diproduksi untuk pemberian 2 dosis. Ketiga, izin penggunaan darurat (EUA) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk vaksin-vaksin tersebut di seluruh dunia, juga ditujukan untuk pemberian dua kali suntik.
Baca juga : Vaksinasi Dosis Kedua, Indonesia Kejar Jerman
Keempat, izin EUA dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga menyebutkan, vaksin-vaksin ini disuntikkan 2 kali dengan jarak waktu tertentu.
Kelima, sudah banyak data yang menyebutkan, penyuntikan 1 dosis vaksin belum memberikan proteksi yang memadai. "Harus dua kali dosis, baru efeknya optimal," ujar Prof. Tjandra.
Karena itu, lanjutnya, di samping mensyukuri 100 juta dosis suntik yang sudah tercapai kemarin, semestinya kita juga melihat bahwa cakupan 2 dosis vaksin, belum mencapai 20 persen dari target.
Baca juga : Presiden Dan Ketum Kadin Tinjau Vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan
"Artinya, masih ada lebih dari 80 persen rakyat kita, yang belum mendapat proteksi memadai lewat vaksinasi Covid-19. Ini harus amat ditingkatkan lagi," tutur Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Selain itu, Prof. Tjandra juga menggarisbawahi cakupan vaksinasi lansia yang juga belum sampai 20 persen. Padahal, lansia adalah kelompok pertama yang dapat prioritas bersama tenaga kesehatan (nakes). Disusul kelompok yang perlu perlindungan khusus seperti guru, populasi masyarakat umum, populasi yang sulit dijangkau, dan populasi yang ragu terhadap vaksin.
"Saya bersyukur, sebagai lansia yang akan berumur 66 tahun besok, saya sudah mendapat vaksinasi lengkap. Semoga, 80 persen lansia di Indonesia bisa segera divaksin lengkap," ujar Prof. Tjandra.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya