Dark/Light Mode

PMN Belum Cair

KAI Siapin Operasional Proyek LRT Jabodebek

Jumat, 24 September 2021 06:50 WIB
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Kehadiran LRT Jabodebek diharapkan mampu melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya. (Foto: Antara/PT KAI).
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Kehadiran LRT Jabodebek diharapkan mampu melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya. (Foto: Antara/PT KAI).

 Sebelumnya 
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan LRT Jabodebek beroperasi dalam waktu yang ditentukan, yaitu pertengahan 2022,” ujar Joni melalui siaran pers, Kamis (16/9).

Joni menjelaskan, berdasar­kan Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 49 Tahun 2017, KAI ditugaskan untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana LRT Jabodebek.

Nantinya, terdapat 18 stasiun LRT Jabodebek yang akan me­layani masyarakat. Yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat dan Jatimulya.

Baca juga : Jeany Nuraini, Siap Meraih Prestasi Di Tengah Pandemi

“Kami masih mempersiapkan pengoperasiannya, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan-perizinan yang diperlukan,” akunya.

Menjelang pengoperasian, pembangunan proyek LRT Jabodebek semakin menun­jukkan progres kesiapan yang signifikan.

“Hingga September 2021, progres pembangunan prasarana LRT Jabodebek mencapai 94,36 persen,” katanya.

Baca juga : Beroperasi Tahun Depan, Ini Daftar 18 Stasiun LRT Jabodebek

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku, pihaknya mengajukan PMN tambahan ta­hun 2021 untuk PT KAI sebesar Rp 7 triliun.

Rencananya, anggaran PMN tersebut terbagi atas penger­jaan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek sebagai salah satu Proyek Strategi Nasional (PSN) sebesar Rp 2,7 triliun. Sisanya untuk pemenuhan base equi­ty Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) sebesar Rp 4,3 triliun.

“PMN untuk KAI masih da­lam proses dan belum dicairkan Kementerian Keuangan (Ke­menkeu),” pungkas Erick saat RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Komisi VI DPR di Ja­karta, Senin (30/8). [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.