Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cegah Penyebaran Corona, Epidemiolog Setuju Hapuskan Cuti Bersama

Jumat, 1 Oktober 2021 06:41 WIB
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. (Foto: Ist)
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah telah menetapkan jadwal libur untuk tahun 2022. Pada tahun 2022, pemerintah menetapkan ada 16 jadwal libur. Libur pada tahun 2022 tidak jauh berbeda dengan 2021. Pemerintah tidak menetapkan cuti bersama.

Ditiadakannya jadwal cuti bersama untuk mencegah penyebaran Covid-19. Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono sangat setuju dengan kebijakan ini. Di laman Twitter pribadinya, @drpriono1 mendesak pemerintah meniadakan cuti bersama. "Hapuskan konsep cuti bersama dalam kehidupan kita," cuit Pandu seperti dilihat di laman twitter pribadinya, Selasa (28/9).

Dia beralasan, penghapusan cuti bersama bertujuan untuk menekan gelombang penularan. Sebab di momen tersebut, banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk hal-hal yang bisa memunculkan klaster kasus.

"Kalau cuti bersama selalu terjadi mobilisasi penduduk yanh masif. Makanya tidak perlu itu ada cuti bersama," tambahnya.

Baca juga : Cegah Penyebaran Covid, IKEA Jakarta Garden City Gelar Vaksinasi Massal

Sebelumnya, momen cuti bersama kerap dimanfaatkan masyarakat untuk menggelar acara yang menimbulkan kerumunan. Baik di rumah maupun di tempat wisata.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, saat Satgas Penanganan Covid-19 mengumumkan klaster liburan usai libur Lebaran Idul Fitri. Ditambah lagi dengan kemunculan varian Corona jenis Delta.

Pandu menjelaskan, faktor utama penularan virus asal Wuhan itu karena masifnya mobilisasi penduduk. Namun untuk mutasi virus, sejauh ini, kata Pandu, belum ada varian baru yang lebih ganas dibanding Delta.

"Yang utama itu penyebabnya mobilisasi penduduk yang masif. Makanya harus bisa dicegah. Kalau varian baru yang lebih hebat dari Delta, belum ada," ungkap dia.

Baca juga : Epidemiolog: Jakarta Membaik, Nasional Ikut Membaik

Kendati demikian, dia belum bisa memastikan apakah akan ada gelombang ketiga penularan Corona. "Kalau saya sih tidak, mungkin epidemiolog lain memperkirakan akan ada gelombang baru. Tapi tanpa cuti bersama ini tidak ada kaitannya dengan imunitas. Imunitas itu tergantung vaksinasi, vaksinasi harus terus ditingkatkan," tutur Pandu.

Sebagai informasi, berikut data lonjakan kasus usai liburan panjang. Pada libur Idul Fitri 2020 (22-25 Mei 2020), Lonjakan kasus harian mencapai 93 persen dengan angka kematian mingguan naik hingga 66 persen.

Sementara saat libur Kemerdekaan Republik Indonesia (17,22-23 Agustus 2020), terjadi kenaikan kasus harian covid hingga 119 persen dengan lonjakan angka kematian karena Corona naik hingga 57 persen.

Selanjutnya pada libur Maulid Nabi, (28 Oktober hingga 1 November 2020), usai libur panjang terjadi lonjakan kasus harian hingga 95 persen, dengan peningkatan angka kematian mingguan hingga 75 persen.

Baca juga : Karang Taruna Diminta Sukseskan Vaksinasi

Sedangkan saat libur Natal dan Tahun Baru (24 Desember hingga 3 Januari 2021), terjadi kenaikan kasus hingga 78 persen dengan dibarengi peningkatan angka kematian mingguan karena Covid-19 mencapai 46 persen. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.