Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Geometrik Jalan Jadi Biang Kerok Kecelakaan Lalu Lintas

Selasa, 12 Oktober 2021 20:14 WIB
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. (Foto: Ist)
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan hasil investigasi penyebab kecelakaan lalu lintas di Tanah Air didominasi oleh faktor Geometrik Jalan. Hal ini berdasarkan dari 3 studi kasus investigasi. Di antaranya, kejadian tabrakan beruntun di Ruas Jalan Solo-Ngawi, Tikungan Harmoko di Musi Banyuasin dan Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, geometrik jalan jadi salah satu biang kerok kecelakaan di jalan raya.

"Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan didominasi oleh faktor geometrik jalan," katanya dalam diskusi bertajuk Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Akibat Faktor Geometrik Jalan di Jakarta, Selasa (12/10).

Baca juga : Ini Deretan Artis Yang Akan Meriahkan Pembukaan PON XX Papua

Soerjanto menuturkan, pada kasus kecelakaan di ruas Jalan Solo-Ngawi, kecelakaan diawali dengan konvoi antara motor membawa muatan barang, kecelakaan bus Safari Dharma Raya, bus Mira, juga bus Sumber Selamat.

Jalan arteri primer kelas II ini punya lebar 7 meter, bahu jalan 1,5 meter dan kondisi jalan lurus. Hazard atau bahaya pada kasus tersebut yaitu adanya desain kecepatan tinggi, gap kecepatan, tabrak depan dan belakang.

Kasus lainnya, kata Soerjanto, di Tikungan Harmoko Musi Banyuasin kerap terjadi secara berulang kecelakaan tunggal, kendaraan terguling atau menabrak tebing. Hazard tersebut sudah ada sejak lama. Jalan arteri primer kelas II dengan lebar 6 meter, bahu jalan 1 meter, kondisi jalan berkelok.

Baca juga : Dubes Priyo Iswanto, Raih Penghargaan Carlos Lemos Simmonds

Kemudian, pada kasus ketiga di Tebing Breksi Sleman Yogyakarta, KNKT mengimbau truk tidak mengangkut muatan berat ketika melintasi wilayah itu.

"Berfokus kepada tiga titik rawan kecelakaan ini, KNKT merekomendasi survei inspeksi keselamatan jalan (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dan Balai Pengelola Transportasi Darat), segregasi lalu lintas dengan kecepatan yang berbeda dan manajemen traffic calming di ruas Jalan Solo Ngawi," tambahnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Ahmad Wildan menilai, sebagian besar jalan di Indonesia bukanlah jalan yang sengaja dibangun.

Baca juga : Pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung Bakal Dievaluasi

Tetapi, jalan peninggalan Belanda, jalan tikus, jalan setapak dan jalan lingkungan yang kemudian dilebarkan dan diperkeras sehingga tampak menjadi bagus.

"Jalan-jalan tersebut terjadi tanpa melalui kaidah keselamatan infrastruktur jalan yang baik yang terdiri dari audit keselamatan jalan, inspeksi keselamatan jalan, analisa dampak keselamatan jalan, manajemen daerah rawan kecelakaan dan laik fungsi jalan sehingga sangat mungkin jalan tersebut menyimpan banyak hazard yang bisa kapan saja menyebabkan orang celaka," tuturnya.

Wildan menegaskan, jalan seharusnya memenuhi kaidah yang sudah ditetapkan. "Jalan harus bisa menjelaskan hazard. Geometrik harus diperbaiki," katanya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.