Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Soal Tata Ulang Kesehatan Global
Prof. Tjandra Usulkan 7 Hal Yang Harus Dikaji Lebih Dalam
Minggu, 31 Oktober 2021 14:05 WIB
Sebelumnya
Keempat, penganggaran kesehatan dunia perlu jadi prioritas penting. Melalui IMF, Bank Dunia serta badan keuangan regional menjadi.
Kelima, perlu adanya jaminan komitmen tinggi di tingkat kepala negara/kepala pemerintahan di dunia untuk menjalankan berbagai program kesehatan masyarakat. Termasuk, mengatasi masalah penyebaran penyakit meliwati lintas batas negara.
Baca juga : Riset Kesehatan Makin Penting, Prof. Tjandra Titip Pesan Ini Untuk BRIN
Keenam, kegiatan surveilans di dunia, antar negara dan di dalam negara masing-masing harus dilakukan secara masif. Agar dapat diketahui data lengkap tentang kecenderungan/tren penyakit dan masalah kesehatan. Terutama, yang erpotensi menyebar luas di dunia.
Ketujuh, perlu ada penguatan yang jelas bagi peran dan fungsi WHO, dalam hal kemandirian, otoritas dan anggarannya.
Baca juga : Ini Klarifikasi Kejagung
Hal ini perlu terwujud di WHO tingkat pusat, di berbagai kantor regional, serta perwakilan-perwakilan WHO di negara-negara anggota.
"Ketujuh hal tersebut memerlukan kajian diplomasi kesehatan internasional yang mendalam. Kita punya amat banyak pengalaman dan sarat pengetahuan di bidang ini," tutur mantan Dirjen Pencegahan dan Pencegahan Penyakit (P2P) dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Baca juga : Pertamina Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja Di Blok Rokan
"Indonesia dapat dan harus berperan besar, bahkan ikut memimpin tata ulang kesehatan global. Termasuk dalam Keketuaan Indonesia di G20 yang akan diterima hari ini dari Italia, demi menyelamatkan umat manusia di dunia dan demi nama harum bangsa," pungkasnya. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya