Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Antisipasi Anarki & Polarisasi

Timsel Ditantang Cetak Wasit Pemilu Profesional

Kamis, 4 November 2021 07:25 WIB
Guru Besar Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf. (Foto: Istimewa)
Guru Besar Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim Seleksi Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu (Timsel KPU & Bawaslu) ditantang membuktikan profesionalitasnya mencetak para penjaga demokrasi dari ancaman anarki pada Pemilu 2024.

Timsel yang disebut-sebut sebagai The Dream Team itu masih diragukan kemandiriannya. Sebab, Juri Ardiantoro sebagai pimpinannya saat ini diketahui masih menjabat Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik.

Meskipun kualitas Juri tidak diragukan karena pernah menjabat sebagai Ketua KPU, namun, banyak kalangan mengkritisi kalau Juri adalah bagian kekuasaan. “Posisi beliau itu ibaratnya lingkaran istana,” kata Guru Besar Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : NasDem Tantang Anies Ikutan Konvensi Capres

Nasi sudah menjadi bubur. Masyarakat saat ini hanya berharap akan mendapatkan wasit Pemilu 2024 yang berkualitas. Setidaknya, ada tiga hal yang harus dimiliki Timsel KPU dan Bawaslu mendatang.

Pertama, bisa bertindak profesional, independen, objektif dan rasional dalam mengambil keputusan kekuatan politik manapun. Punya kapasitas dan jejaring yang banyak fungsi di sana.

Kedua, timsel ini diharapkan memilih seterbuka mungkin kepada publik. Jangan sampai, prosesnya nanti tidak partisipatif dan transparan. “Ketiga, timsel itu harus berkomunikasi dengan kalangan aktivis demokrasi, LSM, media massa, dan kalangan kampus, demi mendapatkan resep kepemiluan terbaik,” tutupnya.

Baca juga : Wakil Walkot Bekasi Gandeng Aparat Dan Siapkan Posko Pengungsian

Soal ancaman anarki di Pemilu 2024, Yusuf bilang, potensi itu bisa terjadi dalam pesta demokrasi. Menurutnya, hal ini baik disampaikan kepada publik, agar penyelenggara, peserta, maupun masyarakat waspada. “Keraguan itu bagian kehati-hatian, untuk meningkatkan kepercayaan publik. Ketimbang optimis tapi hasil mengecewakan,” ujarnya.

Menurut Yusuf, selama pesta demokrasi berjalan jujur dan adil, marwah pemimpin yang terpilih akan baik-baik saja. Pihak yang kalah juga merasa sportif dan membangun bersama bangsa ini. Entah itu menjadi oposisi atau ikut menjadi bagian Pemerintahan.

Dia menyarankan, untuk mencegah potensi terjadinya anarkisme, sebaiknya para penyelenggara Pemilu 2024 belajar dari Pemilu 2014 dan 2019. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.