Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Aktivis Trisakti 98

Mahasiswa Gugur Saat Reformasi Pantas Sandang Gelar Pahlawan Nasional

Rabu, 10 November 2021 22:28 WIB
Mahasiswa yang gugur saat reformasi 98 diusulkan mendapat Gelar Pahlawan Nasional. (Foto: Ist)
Mahasiswa yang gugur saat reformasi 98 diusulkan mendapat Gelar Pahlawan Nasional. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan Reformasi 1997-1998 telah mengubah sejarah Indonesia. Gerakan reformasi bukan hanya mengakhiri kekuasaan rezim kediktatoran yang berdiri kokoh selama 32 tahun, Orde Baru, tetapi juga telah melahirkan lanskap baru politik Indonesia yang demokratis.

"Suatu tatanan yang diniatkan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.Suatu era politik baru di mana supremasi kekuasaan sipil dan kedaulatan hukum ditegakkan. Mulai era inilah sebuah Indonesia baru di mana cita-cita proklamasi hendak diwujudkan kembali secara otentik," ujar Ketua Persatuan Persaudaraan Trisakti (PAPERTI) 98 Iwan Kurniawan, Rabu (10/11).  

Menurut pria yang akrab disapa Iwan ini, Gerakan Reformasi dicetuskan para aktivis mahasiswa. Gerakan yang ingin tumbangnya kekuasaan Orde Baru yang korup.

"Gagasan ini sesungguhnya melampaui perdebatan mengenai hakikat gerakan mahasiswa dalam dikotomi sebagai gerakan moral atau gerakan politik," ujarnya.

Dikatakannya, bila ide esensial yang diperjuangkan adalah perubahan, maka gerakan mahasiswa memang selaluh menempati posisi sentral yang mempengaruhi arus perjalanan sejarah. Menurutnya posisi sentral mahasiswa dan kalangan pemuda terpelajar dalam berbagai gerakan untuk mengubah lanskap politik dan kekuasaan memang selalu berulang dalam sejarah Indonesia.  

Baca juga : McDonald’s Indonesia Ajak Generasi Muda Mengenal Pahlawan Nasional

Iwan mengenang kembali sejarah bangsa Indonesia. Peran mahasiswa sangat vital. Sejak jaman pergerakan tahun 1908, 1928, 1945, 1966, dan 1998, gerakan yang dipelopori mahasiswa mampu membawa perubahan-perubahan yang sangat mendasar.

"Mereka berjuang dengan mengorbankan segala jiwa dan raga. Mereka yang gugur menjadi kusuma bangsa," tuturnya.  

Diungkapkannya, dalam Gerakan Reformasi Tahun 1998, dua puluh tiga tahun yang lalu, gugur empat mahasiswa Universitas Trisakti. Mereka adalah Elang Mulya Lesmana, Hafidhin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie.

"Mereka adalah pejuang dan tonggak bangsa dalam menyongsong era baru walaupun kasusnya tak kunjung terungkap," tuturnya.  

Pengorbanan sebagai pendobrak dan pembawa perubahan membuat pemerintah menetapkan mereka sebagai pejuang reformasi. Dalam Keppres 057/PK/2005 tertanggal 15 Agustus 2005, mereka ditetapkan sebagai pejuang reformasi atas jasa-jasanya yang besar kepada bangsa Indonesia.

Baca juga : Ganjar Usulkan Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional

"Dengan pengorbanan jiwa, keempatnya telah mendorong bergulirnya reformasi yang telah memungkinkan perubahan besar dan mendasar dalam tata kenegaraan," ujar Iwan.  

Perubahan yang terjadi memungkinkan kehidupan bernegara yang lebih demokratis, demikian pernyataan dalam keppres tersebut. Sebagai pahlawan reformasi mereka juga dianugerahi Bintang Jasa Kehormatan Pratama. Penganugerahan itu disampaikan langsung Presiden SBY kepada orangtua keempat pahlawan reformasi di Istana Negara.  

Ditambahkan oleh Sekretaris Jenderal PAPERTI 98 Saidu Solihin, jasa mereka dalam perjuangan reformasi sangatlah vital. Mereka adalah bagian dari ribuan mahasiswa yang turun ke jalan untuk menentang dan melawan kekuasaan yang menyimpang. Para mahasiswa yang turun ke jalan mewakili harapan banyak mahasiswa Indonesia lainnya yang menginginkan perubahan.

:Menginginkan tatanan baru  yang menjalankan amanah sesuai cita-cita nasional para pendiri bangsa. Untuk itu mereka pantas untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional," ujar Saidu.  

Diungkapkannya, semangat pergerakan mahasiswa yang masih ada sampai saat ini merupakan bukti nyata bahwa hingga kini warisan spirit dari keempat pejuang tersebut masih terus hidup dan masih terus dikenang. Mereka tidak gugur sia-sia, mereka masih hidup bersama-sama untuk menuntaskan cita-cita dan agenda reformasi.  

Baca juga : Berprestasi, 8 Mahasiswa ITS Dapat Beasiswa Semen Indonesia

Seharusnya, kata dia, pemerintah sekarang, yang menikmati hasil perjuangan dari reformasi, dapat menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Reformasi untuk keempat pejuang reformasi tersebut.

"Pemerintah jangan pernah melupakan sejarah atau JAS MERAH dan juga harus hadir dalam penuntasan kasus gugurnya empat pejuang reformasi," ingatnya.  

Berkah Gerakan Reformasi menurut Saidu telah membawa bangsa ini berada dalam suasana yang demokratis, kebebasan pers, berserikat, berkumpul, dan mengkritik. Meski demikian, segala kebebasan tersebut haruslah dimaknai dengan penuh tanggung jawab, harus dihayati proses perjuangannya yang telah dicapai dengan pengorbanan dari pendahulu-pendahulu dan pahlawan-pahlawan bangsa Indonesia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.