Dark/Light Mode
DEDE HERMAWAN
Sebelumnya
Mendekati panen, persoalan baru selalu datang. Banyak petani ikan hias di wilayah Jagakarsa menjadi anggota kelompok tani (Poktan), tapi saat panen mereka tidak mendapat perhati. Maka, tidak heran para tengkulak mendekati dan merayu dengan harga rendah. “Ikan ditawar dengan harga rendah. Bahkan, tidak sedikit dicicil dan diutang,” ujarnya. Selama hampir 2 jam, obrolan kami tidak hanya seputar ikan hias. Sesekali kami mencoba bawa dia ngobrol soal politik dan pemilu. Sayang hingar-bingar politik tidak membuat Mad Renay tertarik untuk mengomentari satu persatu caleg dan capres.
Baca juga : Imam Shalat, Imam Negara
Meski sering nonton tingkah laku politisi di televisi, dia tetap tidak terusik ngomong politik. Bagi dia, peran mereka seakan ghoib, khususnya bagi usaha ikan hias yang sudah digelutinya turun temurun. Padahal, jika mereka bisa belajar dari petani ikan tentu tidaklah banyak keluar dana. Misalnya, bagaimana seorang petani ikan tahu betul bulan apa mereka memulai musim kawin, bertelor, sampai pembesaran dan kemauan ikan. Karena sedianya, petani harus melayani sang ikan-ikan. Artinya, caleg dan capres mengerti benar apa yang diinginkan rakyatnya.
Baca juga : Dituduh Turunan DN Aidit, Caleg PSI Laporin 40 Akun
Saat ini, caleg dan capres lebih mengandalkan lembaga survei dan konsultan politik dengan biaya tinggi. Dia tidak lagi turun ke bawah berinteraksi dengan rakyat. Mereka lebih percaya pada lembaga survei dan konsultan politik yang memoles dirinya. Meski demikian, dua sisi itu penting untuk mengukur dan menguji diri. Tapi, jika kantongnya minim, ya belajarlah pada petani ikan hias.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
