Dark/Light Mode

Mau Menjitak, Eh Kecele...

Rabu, 7 Agustus 2019 07:22 WIB
Ngopi - Mau Menjitak, Eh Kecele...
Catatan :
BARATA KRISNA

RM.id  Rakyat Merdeka - Padamnya listrik di wilayah Jakarta dan Bandung Ahad lalu memang menyesakkan. Semua masyarakat mengeluh di tengah situasi hidup tanpa listrik, lengkap dengan berbagai kerugiannya.

Semua menggerutu, betapa menderitanya hidup tanpa listrik. Itu dialami, ketika padamnya aliran listrik mulai makan siang hingga menjelang tengah malam.

Buat saya hidup tanpa listrik tidak terlalu aneh, karena saya pernah mengalaminya. Saya lahir di Bangirejo, sebuah kampung kecil di bilangan Yogyakarta.

Di sana, kami menyewa sebuah rumah yang sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu dalam ukuran besar). Lantainya masih berupa tanah, tanpa tegel. Maklum, ayah saya waktu itu masih kuliah di UGM dan harus menghidupi 4 anak, termasuk saya yang bungsu.

Baca juga : Legenda Tinju Whitaker Tewas Kecelakaan

Jadi, belum bisa mengontrak rumah yang modern sudah ada aliran listriknya. Listrik jelas termasuk barang mewah di wilayah kami. Pemiliknya bisa dihitung dengan jari tangan, termasuk pak RT dan RW.

Saat itu televisi masih belum berwarna alias hitam putih. Selain dengan listrik layar kaca itu juga dapat dihidupkan dengan aki. Sedang di rumah, kami hanya memiliki radio dua band, yang juga diisi dengan aki.

Sedang untuk penerangan, kami menggunakan lampu teplok, yang diisi dengan minyak tanah dan ditempel didinding. Untuk lampu meja, dipakai lampu semprong. Saya sering menyaksikan kakak-kakak saya membaca buku pelajaran dengan ditemani lampu-lampu itu.

Kalau mencuci dan menggosok pakaian, biasanya dilakukan ibu dan kakak-kakak perempuan saya. Mencuci dapat dilakukan dengan papan gilasan, sedang untuk menyeterika dilakukan dengan setrikaan ayam jago yang diisi dengan arang.

Baca juga : Neraca Dagang Kiamat, Betul...?

Tentu agak ribet menyalakannya, karena harus menyiapkan arang yang dibakar dulu. Baru setelah membara, arang itu dimasukkan ke dalam setrika sebelum digunakan untuk merapikan pakaian yang lecek.

Bagaimana dengan memasak? Kami menggunakan kompor minyak bersumbu, yang mungkin sekarang dapat kita lihat di sentra penjual kompor di Cawang, Jakarta Timur.

Meskipun ada listrik di rumah pak RT, terkadang mati lampu juga pernah terjadi. Kalau sudah terjadi seperti saat ini, biasanya kami melakukan aksi iseng, seperti mencubit, memukul, bahkan menjitak orang di sekitar.

Bila nyaris ketahuan, kami segera berlari menyelamatkan diri. Nah, pernah ada satu kejadian, teman saya kecele. Waktu itu kami sedang menonton film Superman, yang diperankan Christopher Reeve.

Baca juga : Kepincut Usaha Fried Chicken

Saat Sang Aktor yang dikenal dengan rambut kriwil di dahi itu terbang, mendadak langsung terdengan suara “pet”. Listrik pun padam. Rekan saya pun segera beraksi menjitak orang terdekat.

Sialnya, pas tangannya mendarat di ubun-ubun orang, lampu keburu hidup. Tak tanggung tanggung yang kena jitak pun melakukan aksi balasan. Saling pukul pun terjadi. Sebelum keadaan semakin kacau, kami pun melerai mereka.

Itulah kenangan saya, mengalami hidup tanpa listrik di kampung. Baru setelah ayah saya mendapat pekerjaan di LAPAN, kehidupan kami sedikit lebih baik karena rumah kami sudah ada listriknya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.